AMPALU, KLIKPOSITIF – Para pemuda dan anak Nagari Ampalu, Lareh Sago Halaban, Lima Puluh Kota berencana untuk menggiatkan kembali kebudayaan nagari yang telah absen cukup lama. Kebudayaan ini merupakan tradisi Bakawua yang dahulunya selalu dihelat oleh masyarakat nagari menyambut masa tanam padii. Namun karena sejumlah kondisi, sejak beberapa tahun terakhir tradisi Bakawua ini sudah tidak digelar lagi.
Agus Haryadi, pemuda Nagari Ampalu mengatakan rencana menggelar kembali ritual adat ini sudah lama menjadi cita-cita para pemuda dan terlebih lagi masyarakat. Hanya saja, selama ini rencana itu sering terbentur berbagai kendala. Salah satunya, kata Agus, pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun ini turut terpengaruhi kondisi ekonomi masyarakat. Namun kini rencana itu kembali muncul dengan harapan yang lebih besar. Para pemuda dan masyarakat pun cukup antusias merespon rencana ini.
“Dalam waktu dekat, kami pemuda dan anak nagari akan duduk bersama dengan tokoh masyarakat serta Niniak Mamak Nagari Ampalu. Kita akan membicarakan bagaimana rencana menghidupkan kembali budaya asli nagari ini bisa terlaksana,” ujar Agus.
Agus menyebutkan kegiatan kebudayaan memang sedang berkembang di banyak nagari di Lima Puluh Kota. Masyarakat Ampalu sudah lama juga bermimpi punya kegiatan yang bisa menggeliatkan kembali kebudayaan dalam masyarakat. Rencananya kata Agus, Kegiatan yang akan dilangsungkan tidak hanya tentang tradisi Bakawua semata. Namun juga penggalian nilai-nilai yang ada dalam tradisi Bakawua tersebut.
Kegiatan ini akan melibatkan anak-anak muda di Nagari Ampalu. “Apakah nantinya akan menjadi pelatihan budaya atau belajar bersama soal tradisi, kita lihat nanti. Tapi semangatnya adalah bagaimana mendekatkan tradisi dan budaya pada generasi yang lebih muda. Semoga semua bisa seiring sejalan,” kata Agus.
Tokoh-tokoh adat di Ampalu menyambut baik niat para pemuda. Masril Paduko Alam Pucuak, salah seorang tokoh nagari yang dituakan di Ampalu menyebut para tetua adat akan mendukung rencana pemuda dan anak nagari. Dia mengatakan selama apa yang direncanakan berdampak positif, apalagi pada tradisi yang di nagari, para pemuka adat akan menjadi yang barisan pertama yang akan turut membantu.
Bakawua, kata Masril, sesungguhnya memanglah pesta nagari. Dia menjelaskan tradisi ini merupakan cara bersyukur masyarakat Nagari Ampalu setelah masa panen padi. Menurutnya belakangan, tradisi ini seperti terlupakan karena banyak alasan. “Namun, adanya rencana untuk menggelar lagi tradisi ini merupakan kabar baik bagi kita semua,” ujarnya.