PADANG, KLIKPOSITIF — Pemerhati Masalah Kemaritiman dan Pertahanan Sumbar Laksma TNI (Purn) Hargianto, angkat bicara terkait hebohnya kabar 100 pulau terluar di Maluku yang dilelang di New York.Pulau tersebut dilelang melalui PT Leadership Islands Indonesia (LII).
Mantan Danlantamal II Padang tersebut mengatakan, sepanjang pengetahuannya pulau-pulau yang dimaksud itu tidak ada yang dijual.
“Tidak ada izinnya dijual, tetapi untuk dikerjasamakan dalam rangka bisnis Penanaman Modal Asing (PMA) itu sepertinya boleh,” katanya saat dihubungi, Sabtu (10/12/2022).
Hargianto mencontohkan, seperti di Sumbar ada sebuah pulau di sekitar selatannya Nias, perbatasan Sumbar dengan Sumut. Ada pulau yang dikerjasamakan oleh perusahaan, perusahaan itu bisa PMA dan harus ada izin serta aturan mainnya.
“Tetapi kalau dijual dan dimiliki orang asing ya tidak boleh, tidak seperti itu. Setau saya bukan untuk dijual, untuk investasi meningkatkan pertumbuhan pariwisata dan ekonomi dengan aturan yang jelas boleh saja,” kata dia.
Terkait dampak terhadap Indonesia secara maritim dan pertahanan terkait pulau terluar tersebut jika dikelola asing, Hargianto mengatakan, karena sudah ada izin dan Undang-undang yang mengatur.
“Seperti siapa saja yang boleh ke sana, bagaimana tata caranya, kewajiban perusahaan itu ke pemerintah daerah dan kewajiban terhadap lingkungan masyarakat,” ujarnya.
Ia melanjutkan, setelah izin PMA dimiliki, tentunya perlu pengawasan.
“Tinggal nanti aparat berwenang untuk mengontrol seperti Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) atau TNI Angkatan Laut atau Polairud. Kan ada kewenangan untuk memeriksa kapal lalu lalang, kemudian siapa saja yang di pulau itu, apa saja yang dibangun. Pemerintah daerah juga boleh ke sana,” kata dia
Dilansir dari Okezone.com, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan, PT LII pada tahun 2015 yang lalu sudah menandatangani MoU atau perjanjian kerjasama dengan Bupati dan Gubernur setempat untuk melakukan pengembangan pulau tersebut.
“Pada intinya (PT LII) akan mengembangkan kawasan sebagai eco tourism, sebetulnya bagus menurut saya, daripada dia tidak digunakan kosong begitu saja,” kata Tito saat ditemui di kantornya, Senin (5/12/2022).