Lahan Pertanian di Padang Belum Terdampak Cuaca Panas

Kondisi air bagi lahan pertanian tidak terkendala

Pemandangan Kota Padang dari ketinggian

Pemandangan Kota Padang dari ketinggian (Ocky Anugrah Mahesa)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Pemerintah Kota Padang memastikan kondisi lahan pertanian di tengah kondisi cuaca panas, yang melanda Ibukota Sumbar itu sejak beberapa hari belakangan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas IIA Minangkabau melaporkan suhu di Kota Padang mengalami peningkatan.

Hal itu berlangsung sejak beberapa hari belakangan, yang membuat suhu pada siang hari terasa sangat terik.

Kondisi diperburuk dengan tidak adanya hujan yang turun di berbagai Kabupaten dan Kota di Sumbar.

Kepala BMKG Kelas II A Minangkabau, Desindra Deddy, mengatakan, kondisi seperti ini diprediksi bakal berlangsung hingga pekan depan.

“Udara panas terjadi karena cuaca yang sangat cerah dan tidak ada hujan, serta tutupan awan yang sangat sedikit,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa minimnya tutupan awan menyebabkan sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi secara maksimal, sehingga suhu udara meningkat.

Kendati demikian, Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani menyebut, cuaca panas tersebut tidak mempengaruhi lahan pertanian di Padang.

“Hingga saat ini belum ada lahan pertanian warga yang terdampak musim panas,” katanya.

Yoice menuturkan, kondisi persawahan warga saat ini banyak yang sudah memasuki masa tanam. Bahkan sebagian ada yang baru saja panen. Sementara air masih terjangkau dengan debit air irigasi yang ada.

“Laporan dari sejumlah kecamatan, tidak ada yang gagal panen akibat musim panas ini,” terangnya.

Di sisi lain, menurut data kondisi air untuk pengairan di seluruh kecamatan masih aman dan tidak menjadi kendala.

Seperti di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, rata-rata sawah warga dalam pengolahan tanah dan tanam.

Kemudian umur tanaman rata-rata seminggu dan beberapa di antaranya dalam kondisi segera panen.

Kemudian di Kecamatan Lubuk Begalung, kondisi persawahan warga sedang masa pengolahan tanah dan tanam.

Umur tanaman kisaran 70 sampai 85 hari. Kondisi air bagi lahan pertanian tidak terkendala.

Di Kecamatan Lubuk Kilangan, kondisi lahan persawahan dalam masa pengolahan tanah dan tanam. Umur tanaman 40 sampai 60 hari. Air juga lancar tanpa kendala.

Selanjutnya di Kecamatan Pauh lahan persawahan warga juga dalam kondisi tanam dengan kebutuhan air masih mencukupi.

Begitu juga dengan Kecamatan Padang Selatan yang rata-rata memasuki masa tanam. Serta Kecamatan Padang Timur dengan kondisi sawah usia tanaman 95 hari dan pengairan yang mencukupi.

Ia pun mengimbau seluruh petani untuk menghemat pemakaian air. Lahan sawah tidak perlu tergenang air, alias dalam kondisi macak saja.

“Agar lahan sawah tidak kering, dibantu dengan memakai pupuk organik,” imbaunya.

Petani juga diimbau untuk tidak membakar jerami. Mengembalikan jerami ke lahan sawah untuk meningkatkan kesuburan lahan sawah.

“Kalau terus dipupuk dengan pupuk kimia, tanah akan menjadi keras, solusinya dengan mengembalikan jerami ke tanah,” pungkasnya.(*)

Exit mobile version