KATASUMBAR – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berkunjung ke Sumatera Barat (Sumbar).
Kunjungan tersebut dalam rangka menghadiri beberapa agenda, salah satunya Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumatera Barat).
Diketahui, ada 4 agenda di UM Sumatera Barat tersebut, yakni Silaturahmi Warga Muhammadiyah dan Aisyiyah se Sumatera Barat, Peresmian Pemakaian Gedung Selamat Baru, Peletakan Batu Pertama Gedung Perkuliahan Mahasiswa dan Peresmian Nama Convention Hall Prof. DR. Ahmad Syafii Maarif, MA.
Dalam sambutannya, Haedar Nashir menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada civitas UM Sumatera Barat yang telah mengabadikan nama Prof. DR. Ahmad Syafii Maarif MA.
“Saya alhamdullilah dapat menemani beliau di ujung hayatnya sampai menghembuskan nafas terakhir. Sejak tahun 2000 banyak menemani beliau, sebagai junior yang bahkan dianggap mungkin sebagai anaknya,” katanya di Convention Hall Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, MA, Minggu (26/6/2022).
Haedar melanjutkan, banyak mutiara akhlak Buya Syafii Maarif dan kebaikan pemikiran, yang mungkin bagi sebagian orang kadang dengan kontroversinya.
“Itu ada hal yang kurang srek gitu ya, tetapi dibalik itu banyak akhlak mulia yang kita ini menirunya susah, ketulusannya termasuk saat dikritik oleh siapapun tidak pernah marah. Tidak gampang jadi tokoh dikritik tidak marah, hanya orang yang sudah melampaui apa ya rohani ke tingkat tertinggi saja, bahkan belum jadi tokoh aja banyak yang marah, karena dikritik itu tidak nyaman apalagi kritiknya keras apalagi gaya ala Sumatera barat, tetapi jujur kan,” ujarnya.
Selain itu, kelebihannya (Buya Syafii Maarif) paling menonjol itu cinta ilmu dan tradisi ilmu. “Sampai kalau kita menulis itu, titik koma saja bisa masalah di depan beliau, karena kata beliau lewat titik koma kita bisa membangun peradaban. Anak kandung Sumpur Kudus yang luar biasa,” ujarnya.
Selain itu, Haedar Nashir juga menyampaikan agar warga Muhammadiyah mencintai ilmu dan mengembangkan tradisi ilmu.
Kader mubaligh Muhammadiyah, untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial dalam menyebarluaskan dakwah islamiah. Dakwah merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam Islam.
“Berdakwah dapat dilakukan dengan hanya menyampaikan satu ayat. Era digital ini, sampaikanlah konten dakwah yang atraktif, tidak hanya berisi perintah dan larangan saja. Dalam hal ini, Mubaligh Muhammadiyah harus mendalami ajaran Agama Islam,” katanya.
Muhammadiyah merupakan pergerakan Islam. Pemikiran dakwah yang ada dalam Muhammadiyah mampu memunculkan nilai agama. Dalam acara silaturahmi keluarga besar Muhammadiyah itu, ia juga mengapresiasi pergerakan Muhammadiyah di Sumbar.
“Dalam praktik hidup kita sekarang, media sosial bisa menjadi alat pencari ilmu. Kita saat ini harus meningkatkan kemampuan kita menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang bisa mengatasi berbagai macam pemikiran-pemikiran yang mampu menggoyahkan akidah, salah satunya pemikiran agnostik,” ujarnya.
Kemudian, Ketua PW Muhammadiyah Sumbar, Shofwan Karim menyampaikan, kader Muhammadiyah dan mubaligh perlu hadir di tengah masyarakat dalam berbgai kepentingan, salah satunya dalam dakwah.
Ia menjelaskan untuk meningkatkan pengetahuan tentang agama dan pengetahuan tentang kehidupan, mubaligh harus mengasah ilmu tentang pentingnya bekerjasama dengan elemen lainnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Hansastri yang juga hadir dalam acara tersebut menyampaikan Muhammadiyah punya basis yang kuat di Sumbar. Muhammadiyah lahir di Yogyakarta, namun juga berkembang pesat di Sumbar.
Sementara Rektor UM Sumbar Riki Saputra, menyampaikan dalam rangkaian acara peresmian gedung dekanat baru dan peletakan batu pertama pembangunan gedung baru, UM Sumbar terus berkembang dengan melakukan restorasi bidang akademik dan non akademik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan pimpinan wilayah, dan pimpinan pusat Muhammadiyah.
“Meskipun gedung baru sudah 15 persen pengerjaan, tapi kita menunggu momen peletakan baru pertama oleh PP Muhammadiyah. UM Sumbar terus melakukan perbaikan, hingga saat ini terdaftar sebagai PTS terbaik kedua webometrick. Tidak terlepas dari dukungan pimpinan wilayah, dan pimpinan pusat UM Sumbar. Agar bisa menjadi klaster terbaik seperti yang ada di Pulau Jawa,” katanya.