SAWAHLUNTO,KLIKPOSITIF– Paguyuban Suko Laras dari Pasaman Barat memainkan lakon pewayangan dengan judul Kumbakarna Gugur yang dipentaskan pada hari kedua Festival Wayang Nusantara keempat di Sawahlunto. Dalang Ki Yanto Carito dari Pasaman Barat memainkan segmen lain dari perang besar antara Rama dan Rahwana.
Alunan musik gamelan yang dimainkan pemusik Suko Laras membuka pertunjukan wayang malam itu. Ki Yanto memulai kisahnya dari sebelum perang besar dimulai. Wayang-wayang kulit yang dikibaskan silih berganti di bawah temaram lampu. Cerita dimulai saat Rahwana memanggil adiknya Kumbakarna untuk menghadap ke Alengka.
Dalam pertemuan itu, Rahwana memberi perintah agar Kumbakarna memimpin pasukan negeri Alengka untuk berperang melawan Rama. Kumbakarna menolak, dari cerita Ki Yanto diketahui, dia tidak setuju penculikan Sinta yang dilakukan Rahwana.
“Kembalikan saja Sinta kepada Rama dan perang besar ini tidak perlu terjadi,” begitu kata-kata Kumbakarna kepada kakaknya Rahwana saat dimainkan Ki Yanto.
Cerita berlanjut, Rahwana menolak usul adiknya. Kemudian Kumbakarna memilih mengasingkan diri. Tidak berselang lama setelah kepergian Kumbakarna, Aswani Kumba dan Kumba Makumbo dua orang anaknya datang mencari sang ayah. Melihat peluang ini, akal licik Rahwana bekerja. Dia lantas mengatakan Kumbakarna telah terjun ke medan perang melawan Rama.
Ikut mnyusul ayahnya ke medan perang kedua anak Kumbakarna tewas di tangan Anoman. Mendengar kabar anaknya tewas dalam perang Kumbakarna keluar dari pengasingannya. Kematian kedua anaknya membuat Kumbakarna terjun ke medan perang. Namunnya umurnya tidak lama, Kumbakarna juga tumbang di tangan Anoman.
Menurutt Ki Yanto, kisah Kumbakarna adalah salah satu kisah Ramayana yang paling sering dimainkan. Kisah lain yang juga menjadi favorit dalam perwayangan adalah kisah Anoman Ibong. Kisah yang bercerita bagaimana Anoman menjalakan tugasnya untuk menyelamatkan Sinta.