Koto Tangah Menjadi Daerah Terbanyak Kasus TBC di Padang

Hingga Agustus sepanjang 2019, penderita TBC di Padang berjumlah 1.117 orang

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Padang, dr Gentina

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Padang, dr Gentina (KLIKPOSITIF/Halbert Caniago)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PADANG, KLIKPOSITIF — Sebanyak 1.117 masyarakat Kota Padang mengalami Tuberculosis (TBC) hingga Agustus 2019. Jumlah tersebut diambil dari 8.360 orang masyarakat yang mengalami gejalanya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Padang, dr Gentina saat pelaksanaan diseminasi informasi di Media Center Diskominfo Kota Padang, Senin 9 September 2019.

“Data 2018 ada sebanyak 2.358 orang mengalami TBC sedangkan data pada tahun 2019 baru sampai Agustus tapi tren nya Alhamdulillah menurun. Sebab angka suspect di Agustus tahun 2018 itu juga mencapai 10.000,” ujarnya.

Ia mengatakan, pada tahun 2018, Kecamatan Koto Tangah menjadi daerah yang paling banyak terjadi kasus TBC dengan angka lebih dari 367 kasus. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk di Koto Tangah yang merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak.

“Kalau untuk 2019 data perkecamatan tengah kita inventaris. Sedangkan 2018 itu Koto Tangah menjadi yang terbanyak sesui dengan jumlah penduduk,” lanjutnya.

Meski Kecamatan Koto Tangah menjadi yang terbanyak, tapi jika dilihat dari data 2018, DKK mencatat Kelurahan Kuranji menjadi yang terbanyak dengan 83 kasus menyusul Lubuk Buaya dengan 62 kasus.

“Kalau Kelurahan Kuranji itu memang lokasi rumahnya berdekatan sehingga penyebaran jadi lebih cepat,” sambungnya.

Dari jumlah tersebut, pada tahun ini sudah ada dua orang penderita TBC yang sudah meninggal dunia dan saat ini ada enam orang yang masih dalam pengobatan.

Sementara pada tahun sebelumnya, ia mengatakan ada tiga orang yang meninggal dunia.

“Yang meninggal itu dari orang yang sudah resistensi obat. Dan malahan dari 12 yang sudah resistensi itu ada yang keluar dari masa pengobatan. Alasannya karena merasa dirinya sudah tidak dapat terobati,” katanya.

Penyakit TB termasuk salah satu dari 10 penyakit penyebab kematian di dunia. Oleh sebab itu, seluruh lapisan masyarakat ikut berperan aktif dalam penjaringan kasus terduga TBC hingga pencegahannya.

“Jika ada warga yang batuk berdahak selama dua pekan, mari ajak untuk diperiksa layanan kesehatan. Karena TBC ini menular, sehingga harus segera diobati,” tutupnya.

[Halbert Chaniago]

Exit mobile version