KLIKPOSITIF — Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, lautnya memiliki peranan penting dalam menjaga kestabilan iklim.
Hal ini yang menjadi dasar Komunitas Penjaga Laut sebagai wadah bagi gerakan anak muda di Indonesia yang secara aktif berkolaborasi dalam menjaga laut, mengadakan kegiatan diskusi bertemakan “Laut dan Masa Depan Bumi.
Hadir sebagai narasumber, Ketua Umum Kesatuan Pelajar, Pemuda, Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna dan Wila Sumampouw yang merupakan Project Manager DXI.
Dalam diskusi, Ketua Umum KPPMPI, Hendra Wiguna menyampaikan, bahwa laut Indonesia sedang tidak sehat.
Merujuk kepada Global Ocean Health Index termutakhir menunjukkan skor OHI Indonesia hanya 63, berada di peringkat ke-181 dari 220 negara.
“Dari 10 indikator OHI ada 3 indikator yang perlu diberikan perhatian lebih agar kualitas kesehatan laut Indonesia membaik. Sehingga laut kembali menjadi sumber kehidupan bersama,” ujarnya berdasarkan keterangan tertulis, Kamis (22/6/2023)
Lanjut Hendra, ketiga indikator yang dimaksud diantaranya, peran laut sebagai sumber pangan, saat ini rentang penilaian nol hingga 100, skornya hanya 24. Indikator kedua yang perlu segera diperhatikan, peran laut sebagai penyedia jasa pariwisata dan rekreasi dengan skor 27. Ketiga, indikator kebersihan perairan laut skornya 57, mengindikasikan laut masih dipandang seolah-olah sebagai tempat pembuangan akhir.
“Selain ketiga indikator tersebut, penting juga untuk melakukan perbaikan pada Pelabuhan Perikanan agar ada perbaikan dalam pemenuhan dasar kenelayanan. Karena dengan terpenuhinya kebutuhan dasar kenelayan, maka iklim usaha di sektor perikanan akan maju. Kemudian, memaksimalkan Pelabuhan Perikanan, sehingga fungsi pemerintahan dan fungsi pengusahaan yang melekat di Pelabuhan Perikanan akan mendorong kegiatan usaha sektor kelautan dan perikanan berkelanjutan,” jelas Hendra.
Dalam diskusi juga diperbincangkan mengenai konsep untuk melestarikan laut, KPPMPI memandang bahwa konsep melestarikan laut sebenarnya sudah dimiliki oleh leluhur kita.
“Kita diwarisi konsep melestarikan laut yang mungkin lebih dulu adanya, ketimbang konsep yang ada dibangsa dan negara lain. Seperti halnya awig-awig, sasi laut, dan lain sebagainya,” jelas Hendra.
Sambung Hendra, maka penting kedepan kita kembali mengusung konsep pengelolaan perikanan berbasis komunitas. Pelestarian laut ini berhubungan erat dengan kegiatan usaha perikanan kelautan dan sumber pangan, maka sebaiknya mulai didorong pengelolaan laut berbasis komunitas.
“FAO sudah menghadirkan Pedoman Sukarela untuk Mengamankan Perikanan Skala Kecil Berkelanjutan dalam Rangka Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan (Pedoman SSF) mungkin kita bisa mulai dengan mengadopsi itu.” ujar Hendra.
Adapun terkait dengan kegiatan penangkapan ikan, Hendra meminta pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan. Hal ini mengacu kepada laporan anggota KNTI, sampai saat ini masih marak penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan. Beliau mencontohkan, masih beroperasinya trawl di wilayah perairan Sumatera Utara.
“Kami mendengar ketika rapat DPR RI dengan KKP, angaran pengawasan hanya cukup untuk 50 hari kalau tidak salah. Tentu ini ironi sendiri, bagaimana soal keberpihakan anggaran terhadap sektor yang sumbang asihnya besar untuk bangsa ini,” jelas Hendra.
Terkait peran laut, Hendra mengungkapkan bawah, Laut memiliki peranan luar biasa, bagi bumi. Berbagai sumber menyebutkan bahwa terumbu karang ini juga menghirup karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang berdampak pada bumi sebanyak kurang lebih 50-80 persen. Sumber lain mengatakan, mengenal Fitoplankton yang hidup dilaut, menjadi produsen oksigen terbesar di Bumi.
Lanjut Hendra, potensi laut yang sering digaung-gaungkan mestinya menjadi jawaban atas segala persoalan pelik bangsa ini. Terutama terkait dengan kemiskinan ekstrem dan pengangguran.
“Sebagai bangsa yang merdeka, kita harus membangun kepercayaan diri untuk mengelola lautnya sendiri. Penting juga kita merubah pandangan kita terhadap laut yang hanya dipandang sebagai sumberdaya alam semata. Lebih dari itu, laut adalah benteng pertahan kita, sumber kekuatan (power) negara ini,” tutup Hendra.