Komisi VI DPR RI: 2 Tahun Terakhir Terobosan BUMN Cukup Baik

sebab itu saya mendorong agar BUMN bisa lebih memiliki peran (dan) tersosialisasi dengan baik agar masyarakat juga mengerti bahwa banyak aspek kehidupan mereka itu sangat berkaitan dengan peran BUMN.

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung mengatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran ganda, yakni pertama sebagai badan usaha yang diharapkan memberikan tambahan pemasukan atau penerimaan bagi negara, dan yang berikutnya diharapkan dapat memiliki kontribusi sebagai agent of development kepada masyarakat Indonesia.

“Saya rasa dua tahun belakangan ini sudah cukup banyak reorganisasi yang terjadi di BUMN, diantaranya misalnya terobosan yang cukup baik, yang juga sudah kami setujui di Komisi VI DPR RI adalah ekosistem untuk ultra mikro, yang bisa membantu masyarakat,” kata Martin.

Ia menambahkan, sebab itu saya mendorong agar BUMN bisa lebih memiliki peran (dan) tersosialisasi dengan baik agar masyarakat juga mengerti bahwa banyak aspek kehidupan mereka itu sangat berkaitan dengan peran BUMN.

Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI itu menilai, jika BUMN-nya baik maka perekonomian negara juga baik, dan semakin baik juga peran dan fungsi BUMN sebagai agent of development di tengah Bangsa Indonesia ini, sehingga beberapa perbaikan membuat BUMN menjadi berfungsi lebih baik lagi.

Martin melanjutkan, ekosistem untuk ultra mikro sebagai salah satu wujud mendukung pembiayaan kepada pelaku UMKM.

“Saya kalau ke dapil selalu cek bagaimana ultra mikro ini berperan, ternyata sangat diminati oleh masyarakat yang selama ini masyarakat mungkin jatuh ke tengkulak, (atau) ke lintah darat. Nah sekarang mereka (masyarakat) memiliki sumber pembiayaan yang resmi dan formal,” tambah Martin.

Komisi VI DPR juga sedang mendesak holding ultra mikro tersebut untuk membuat pembiayaan harian. “Jadi itu yang belum ada sekarang, nah itu supaya nanti dibuat produknya untuk pembiayaan harian. Pedagang pasar itu setiap pagi dia berutang, kemudian setelah sore ada pembeli dia akan bayar, selama ini tidak ada lembaga pembiayaannya, sehingga masuklah ke para tengkulak,” jelas Martin.

Exit mobile version