LIMA PULUH KOTA, KLIKPOSITIF – Sukses meraih piala Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 kategori Kampung Adat Terpopuler, warga Kampung Sarugo (Saribu Gonjong) menggelar syukuran massal, Selasa 1 Juni 2021.
Tak hanya membuat kegiatan seremonial, ratusan warga juga melaksanakan makan bajamba atau makan bersama yang dipusatkan dalam masjid setempat.
Kampung Sarugo merupakan desa wisata yang terletak di Jorong Sungai Dadok Nagari Koto Tinggi Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar.
Jika bertandang ke kampung ini, maka akan terlihat banyak rumah gadang yang berjejer dan semuanya menghadap ke kiblat.
Meski usia rumah gadang itu telah berumur ratusan tahun, namun rumah tersebut tampak masih kokoh dan masih dihuni oleh pemiliknya. Masing-masing suku di kampung tersebut diwajibkan untuk menjaga bangunan rumah gadang dan melaksanakan tradisi Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.
Kampung terpencil dan jauh dari kebisingan kota ini mulai menjadi desa wisata berkat campur tangan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumatera Barat).
Awalnya, pada tahun 2019, kampus UM Sumatera Barat mengutus 10 mahasiswa untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Nagari Sungai Dadok. Tak disangka, itu menjadi titik awal populernya Kampung Sarugo.
'Kami dari kelompok 20 yang berjumlah 10 orang, waktu itu ditugaskan KKN di Sungai Dadok selama 40 hari mulai 29 Juli 2019. Pertama yang kami lakukan waktu tiba di Nagari Sungai Dadok tentunya sosialisasi dan Alhamdulillah warga sangat antusias dengan kedatangan kami,” ujar Haryadi Putra, salah seorang anggota kelompok KKN UMSB tahun 2019 yang ditemui klikpositif di Kampung Sarugo pada Selasa 1 Juni 2021.
Menurut Haryadi Putra, setelah intens menjalin komunikasi dengan warga setempat, disepakati waktu itu untuk bergotong royong membuat gerbang, karena mereka melihat ada potensi wisata di kawasan tersebut.
Untuk menggairahkan semangat warga, kelompok KKN ini juga membuat banyak acara tradisional saat peringatan HUT RI 17 Agustus dengan melibatkan banyak anak-anak. Lalu setelah itu mereka mulai menggali sejarah kampung tersebut.
“Ternyata rumah gadang yang dihuni penduduk ini telah dibangun semenjak 300 tahun yang silam. Karena memiliki daya tarik yang cukup tinggi, kami kemudian buat konsep wisata di kampung itu lalu menyampaikannya pada pihak Kampus UM Sumatera Barat yang waktu itu dikoordinatori oleh Dekan Fakultas Pariwisata yang waktu itu dijabat oleh Pak M Abdi (kini menjabat Wakil Rektor III UM Sumatera Barat),” ulasnya.
M. Abdi yang waktu itu melihat langsung ke lokasi juga mengaku tertarik mengembangkan Nagari Sungai Dadok menjadi kampung wisata. Kemudian mulai ikut terlibat komunikasi intens dengan masyarakat setempat lalu beberapa kali mempertemukan Rektor UMSB dengan warga, pemerintah nagari setempat hingga pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota untuk menyepakati pengembangan Nagari Sungai Dadok menjadi kampung wisata yang saat ini bernama Kampung Sarugo.
Setelah mendapat polesan dari UM Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota mengajukan Kampung Sarugo dalam Anugerah Pesona Indonesia 2020.
Dari 10 objek wisata dan kuliner yang diajukan, secara mengejutkan Kampung Sarugo merupakan satu-satunya yang lolos dalam ajang bergengsi pariwisata tersebut. Dan lebih mencengangkan lagi, Kampung Sarugo akhirnya meraih peringkat kedua pada ajang Anugerah Pesona Indonesia 2021 kategori kampung adat terpopuler di Indonesia, dengan menyingkirkan banyak pesaingnya dari seluruh provinsi di Indonesia.
“Terima kasih kepada dosen, dekannya, pada ananda mahasiswa, terutama pada Wakil Rektor III Mohammad Abdi, beliau menjadi top leader,” sebut Rektor UM Sumatera Barat, Riki Saputra pada acara seremonial syukuran Kampung Sarugo.
Menurut Rektor, terpilihnya Kampung Sarugo dalam Anugerah Pesona Indonesia tak terlepas dari semangat dan rasa kekeluargaan antara pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, Kampus UM Sumatera Barat, legislatif dan terutama warga Kampung Sarugo, sehingga Kampung Sarugo dapat kepercayaan pemerintah dan masyarakat luas menjadi kampung wisata populer.
Rektor berharap kepada masyarakat Kampung Sarugo mampu mempertahankan dan merawat tatanan kekeluargaan, serta berharap kepada Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota untuk tidak membiarkan masyarakat Kampung Sarugo berjalan sendiri mengembangkan kampung wisata.