Ketika UMKM Ditopang QRIS Bank Nagari, Usaha Batik dari Solok Laris Manis di Tengah Pandemi

Layanan QRIS Bank Nagari di Outlet Batik Tulis Salingka Tabek, Kabupaten Solok.(Klikpositif)

Layanan QRIS Bank Nagari di Outlet Batik Tulis Salingka Tabek, Kabupaten Solok.(Klikpositif)

Solok, Klikpositif – Kehadiran Quick Respon Code Indonesia Standar (QRIS) Bank Nagari semakin menggairahkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Solok. Kecepatan dan kemudahan bertransaksi menjadi alasan pelaku usaha menggunakan aplikasi digital itu.

Batik Tulis Salingka Tabek di Kabupaten Solok menjadi satu dari sekitar 200 UMKM yang telah menggunakan layanan barcode QRIS Bank Nagari. Bahkan lewat QRIS, transaksi usaha batik yang berada di Sawah Parik, Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung itu meningkat tajam di tengah pademi Covid-19.

Siang itu, Klikspotif.com menyambangi rumah produksi batik tulis, Rabu (23/3/2022). Dua pondok bambu berdiri berdekatan persis di samping sebuah rumah, halamannya berhiaskan taman bunga hingga kolam ikan. Udara terasa sejuk kendati panas terik hampir mencapai 30 derajat celcius.

Di Pondok depan, dua gadis tengah sibuk menggambar pola. Tangannya menari meliukkan pensil di atas sehelai kain putih. Persis disamping mereka, empat perempuan ditemani seorang wanita tua juga sibuk mencanting. Sesekali, mereka mecelupkan canting ke dalam wajan berisikan lilin malam yang dipanaskan api kompor.

Di ruangan sebelah pondok yang sama, sejumlah ibu-ibu muda berkumpul di sebuah meja setinggi pinggang orang dewasa. Seorang tampak menempelkan cap berbalut malam. Tiga lainnya memegangi kain. Satu persatu kain yang selesasi dicap dijemur di rak kayu sebelum diwarnai.

“Satu lokasi khusus pengerjaan batik tulis, dan di satunya lagi untuk batik cap,” kata owner Batik Tulis Salingka Tabek Yusrizal, sembari menunjuk pondok berwarna kuning itu.

Dalam sehari, ada sekitar 25 orang karyawan bekerja di usaha milik Yusrizal. Pemuda 29 tahun itu memang sengaja memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja di rumah batiknya.
“Mayoritas warga sekitar Nagari Kotobaru,” kata Yusrizal.

Usaha yang dirintis alumni perguruan tinggi swasta di Kota Solok itu sudah berjalan sejak 2017. Dari modal awal Rp350 ribu, kini omzetnya tembus belasan hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Usaha yang dilakoni Yusrizal tak berjalan mulus begitu saja. Pesanan Batik Tulis Salingka Tabek sempat anjlok di awal-awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, khususnya di Sumbar. Bahkan, pesanan kain batik produknya pernah hanya hitungan jari dalam waktu satu bulan.

Buntut dari merosotnya penjualan, Yusrizal terpaksa merumahkan hampir seluruh pekerjanya. Saking anjloknya, omzet dari puluhan juta sebelum pandemi terjun bebas ke angka yang rata-rata di bawah Rp 1 juta.

“Paling parah dari awal sampai pertengahan tahun 2020, saya terpaksa merumahkan semua pekerja karena minimnya pesanan,” katanya.

Di tengah lesunya penjualan, Yurizal tak patah arang. Perlahan dia tetap memproduksi batik sembari memutar otak mencari celah agar produksi batiknya laku di tengah pemberlakukan PPKM, kala itu.

Yusrizal pun mulai menyusuri pasar digital. Semula, dia hanya mempromosikan batiknya lewat media sosial Facebook dan Instagram. Namun akhirnya dikembangkan lewat sejumlah platform e-commerce.

Kerja keras Yusrizal menjajal pasar digital berbuah manis. Tahun 2021 penjualan Batik Tulis Salingka Tabek kembali meroket. Bahkan, dalam satu bulan, omzetnya tembus angka Rp28 juta.

Transaksi Mudah Tanpa Bersentuhan

Pandemi Covid-19 tak kunjung reda saat penjualan batik Yusrizal mulai membaik. Kunjungan rumah batiknya kian ramai. Ada yang sengaja datang untuk berbelanja, ada pula yang hanya untuk belajar.

Transaksi penjualannya saat itu masih terbilang tradisional. Dengan kata lain, penjual dan pembeli kadang bersalaman dan berjabat tangan ketika membayarkan uang.

“Saya juga was-was. Corona ini kan nggak tahu datangnya. Bisa saja pelanggan yang beli kena Covid-19 atau lewat uang itu sendiri,” katanya.

Rasa khawatir terpapar Covid-19 itulah yang akhirnya membawa Yusrizal menjadi merchant QRIS di tahun 2021. “Kalau pakai QRIS kita nggak perlu menjabat uang dari pelanggan. Mereka cukup scan barcode dan selesai,” katanya.

Selain menghindari potensi terpapar Covid-19, transaksi via QRIS juga cukup cepat dan sangat mudah. Apalagi, transaksi dengan layanan QRIS Bank Nagari di merchant dan outlet UMKM juga bebas biaya alias gratis.

“Tinggal scan dan nanti tinggal memasukkan nominal sesuai dengan harga barang yang dipesan. Notifikasi pembayaran langsung bisa dikirim melalui WhatApps,” terangnya.

Selain memiliki banyak manfaat dan kemudahan dalam bertransaksi secara digital, QRIS Bank Nagari juga kerap menghadirkan promo. Salah satunya potongan harga dengan nominal belanja tertentu bagi si pembeli.

“Transaksi aman dan terhindar dari Covid-19,” kata Yusrizal sembari tertawa kecil.

Saat ini, omzet dalam satu bulan rumah batik Tulis Salingka Tabek berkisar dari belasan hingga puluhan juta rupiah. Mayoritas pelanggannya dari luar daerah Kabupaten Solok, Bahkan merambah pasar luar negeri, Brunei dan Malaysia.

Salah satu unggulan rumah batik Salingka Tabek yakni Batik Tulis tanah liek (liat). Proses pembuatannya cukup rumit, bahkan bisa memakan waktu sekitar 25 hari. Sistim pewarnaan tanah liat membuat batik yang dihasilkan memiliki warna alami.

Harga sehelai batik dibanderol dari Rp300 ribu hingga jutaan rupiah. Harga tergantung dari tingkat kesulitan dari motif yang dibuat, kemudian jenis batik.

“Khusus Batik Tanah liek, harganya bisa mencapai Rp7 juta per Pcs. Batik jenis ini pengerjaannya cukup lama. Mayoritas digunakan untuk bahan baju, kain selendang dan pakaian adat,” terang Yusrizal.

Inovasi Bank Nagari

Bank Nagari terus berinovasi dengan transformasi digital sesuai dengan kebutuhan pasar. Produk digital Bank Nagari mengalami pertumbuhan signifikan, baik dari segi user, frekuensi dan nominal transaksi. Termasuk pemanfaatan QRIS Bank Nagari yang baru berusia dua tahun.

Pemerintah Daerah Kabupaten Solok menyambut baik inovasi bank daerah yang sudah 60 tahun hadir melayani masyarakat dan menunjang pelaku UMKM. Apalagi, Bank Nagari terus bertranformasi memberikan kemudahan lewat produk digital.

“Sekarang sudah serba digital. Gaya belanja dan transaksi masyarakat juga sudah bergeser. Layanan QRIS Bank Nagari adalah solusi bagi pelaku usaha dan konsumen,” kata Sekda Kabupaten Solok, Medison.

Secara tidak langsung, kata Medison, layanan QRIS Bank Nagari juga membantu pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19. Sebab, dengan layanan digital ini, pembeli dan penjual tidak lagi berinteraksi secara langsung seperti berbelanja di pasar-pasar tradisional.

“QRIS ini juga mendorong pelaku UMKM untuk melek teknologi. Pola transaksi non tunai membuat pelaku usaha lebih berkelas,” katanya.

Di sisi lain, sejak diluncurkan tahun 2019 lalu, pengguna layanan QRIS di Solok cukup meningkat tajam. Peningkatan merchant dan outlet QRIS Bank Nagari ini tidak terlepas manfaat dan program-program yang ditawarakan.

Dari data Bank Nagari Cabang Solok yang membawahi 1 cabang pembantu dan 3 kantor kas itu, tercatat sebanyak 505 merchant QRIS hingga akhir Desember 2021 lalu. Jumlah itu melonjak tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 191 merchant. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 UMKM diperkirakan telah memanfaatkan layanan QRIS Bank Nagari.

Secara bergulir, QRIS Bank Nagari di wilayah Cabang Solok menawarkan program promo belanja. Kemudian, promo potongan harga dan cashback digulir dari merchant Coffe shop, kosmetik, kerajinan dan bentuk lainnya.

Penggunaan layanan QRIS tidak hanya memberikan jaminan resiko kehilangan uang bagi konsumen, namun juga memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM. Selain itu, mitra Merchant juga bakal mendapatkan keuntungan 3 persen dari hadiah promo.

Di sisi lain, Bank Nagari merilis perkembangan QRIS di 19 kabupaten dan kota di Sumbar pada akhir Desember 2021 lalu. Data Bank Nagari mengungkapkan bahwa merchant QRIS telah mencapai angka 17.212. Jumlah tersebut naik 155,52 persen dibanding tahun 2020 yang hanya 6.736 merchant. Sedangkan jumlah outlet QRIS Bank Nagari di 2021 mencapai 17.679. Angka tersebut tumbuh 152,45 persen dibanding tahun 2020.

Bank Nagari terus berupaya melahirkan pelayanan nyaman terhadap masyarakat yang disesuaikan dengan tuntutan zaman. Segala kemudahan bertransaksi yang dihadirkannya tak lepas dari tagline Bank Nagari “Bersama Membina Citra Membangun Negeri”.

Exit mobile version