Solok Kota, Klikpositif – Lantunan suara azan berkumandang lantang dari sebuah toa masjid. Serempak. Dari bunyinya, jelas suara anak-anak. Gema suara indah anak-anak itu memecah kebisuan siang yang terik di Perumnas Lembah Nan indah, Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok.
Kumandang azan yang dilantunkan itu ternyata bukan pertanda masuknya waktu salat. Puluhan anak-anak ini tengah mengikuti lomba yang diselenggarakan pengurus MDTA Masjid Al-Ikhlas.
Keceriaan dan semangat memancar dari raut wajah Anak-anak tersebut. Di awal, azan dikumandangkan secara bersama oleh seluruh peserta. Setelah kepala MDTA Masjid Al Ikhlas, Yandrizal membuka acara, baru dilombakan secara perorangan.
Setidaknya, ada 29 orang anak yang ikut. Mereka begitu bersemangat menunggu giliran. Beragam irama azan ala anak-anak bersenandung. Tidak satupun masyarakat yang datang protes karena merasa terganggu dengan suara azan.
Sesekali gelak tawa pecah diantara peserta, tatkala ada peserta yang lupa. Itu biasa, namanya saja anak-anak. Tapi setidaknya, mereka punya keberanian mengumandangkan azan. Mereka calon penerus Muazin masjid dan Musala di masa depan.
“Anak-anak kita harus punya keberanian untuk mengumandangkan adzan. Adzan bukan saja pertanda waktu masuk, tapi seruan untuk melaksanakan sholat berjemaah,” terang Yandrizal, Jumat (25/2/2022).
Lomba secara spontanitas itu, seolah bentuk protes dan keprihatinan terhadap kejadian saat ini. Kontroversi suara azan dan analogi gonggongan hewan yang menuai polemik.
Namun pada dasarnya, kata Yandrizal, anak-anak harus diajarkan untuk bangga menjadi seorang muazin. Sebuah tugas yang mulia, menyeru umat menjalankan ibadah.
“Ini harus tertanam dalam diri anak-anak kita, menjadi seorang muazin itu sangat mulia. Bangga mengumandangkan adzan dari toa-toa langgar hingga masjid,” terangnya.
Menurutnya, suara adzan, iqomah hingga mengaji melalui toa di musala dan masjid merupakan syiar Islam. Mengundang gairah untuk beribadah. dan selama ini tidak ada persoalan.
“Mudah-mudahan, dari lingkungan kita lahir generasi Islam yang paham beragama. Dan itu harus kita persiapkan sejak dini,” tutupnya.