PESSEL, KLIKPOSITIF- Kepengurusan Petani Milenial (PM) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar periode 2025-2030 resmi dibentuk. Kepengurusan baru ini, dibentuk dalam musyawarah besar (Mubes) yang digelar, di Kafe Jambu Sago, Sabtu 21 Desember 2024.
Ketua Bidang Humas Petani Milenial Pessel, Sepka Amyumik mengungkapkan, kepengurusan PM Pessel 2025-2030 resmi dibentuk, setelah sempat mati suri cukup lama. Dengan kepengurusan yang baru, diharapkan petani milenial Pessel kembali bangkit.
“Alhamdulillah, Mubes berhasil kami gelar dengan lancar pada Sabtu tanggal 21 Desember 2024. Peserta Mubes merupakan utusan dari kaum milenial yang berasal dari 15 kecamatan yang berada di Pesisir Selatan, mulai dari Koto XI Tarusan sampai ke Lunang dan Silaut. Utusan 3 orang per kecamatan,” ungkap Sepka Amyumik pada Klikpositif, Minggu 22 Desember 2024.
Ia menjelaskan, dalam Mubes yang digelar, terpilih Dika Yulianof Putra sebagai Ketua Umum, Ibul sebagai Wakil Ketua. Kemudian Sekretaris Wilayah Utara diamanahkan kepada Aldi Pebwandi dan Sekretaris Wilayah Selatan kepada Aprisol, dan Yuher Firmandes terpilih sebagai pembina.
“Sementara untuk bidang humas saya sendiri Sepka Amyumik, dan
bendahara Hurairah,” terang Sepka.
Sementara, Ketua Petani Milenial Pessel, Dika Yulianof Putra
mengatakan, pembentukan Kepengurusan Milenial Petani Pessel sebagai wadah dalam membangkit semangat anak muda meminati bidang pertanian. Karena bidang pertanian adalah salah sektor yang sangat strategis dan sangat penting untuk ketahanan pangan daerah.
“Dalam hal ini adanya keinginan besar anak-anak muda Pesisir Selatan untuk mengubah pola pikir generasi milenial, sehingga butuh organisasi ini untuk menumbuhkan minat dari kaum milenial untuk bekerja disektor pertanian dan UMKM,” terangnya.
Ia melanjutkan, bahwa petani milenial akan menjadi penentu dari kemajuan pertanian di masa mendatang dan estafet petani selanjutnya. Sehingga dengan itu, diharapkan dengan adanya organisasi ini dapat menjadi wadah dan tempat berinteraksi dalam bertukar pikiran di bidang pertanian.”
“Tentu lahir gagasan yang lebih kreatif dan sangat bermanfaat bagi keberlangsungan petani. Karena mau, tidak mau sektor pertanian harus bisa beradaptasi dengan teknologi untuk menjawab tantangan zaman,” ujarnya.