PADANG,KLIKPOSITIF – PT Semen Padang bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari Pusat Kajian Strategis menggelar diskusi lapangan terkait startegi pengurangan emisi karbon melalui pemanfaatan tanaman kaliandra Kamis 20/6. Staf Program TJSL BUMN PT Semen Padang Edi Fahrizal mengatakan pada diskusi ini PT Semen Padang memnyampaikan beberapa perencanaan dan pelaksanaan program pemanfaatan tanaman kaliandra yang telah dilakukan perusahaan.
Edi menjelaskan bahwa PT Semen Padang telah melakukan penanaman Kaliandra di banyak lokasi di Sumatra Barat. Salah satu hasilnya adalah pengurangan emisi karbon. Perusahaan telah mulai mengembangkan dan memanfaatkan tanaman kaliandara sebagai energi baru terbarukan.
“Hasil uji yang kita lakukan saat ini, diketahui Kaliandra sebagai bahan bakar itu satu banding satu dengan batu bara.Ini akan berdampak pada apa yang menjadi keinginan kita untuk pengurangan emisi karbon,” ujarnya di Wisma Indarung yang menjadi lokasi diskusi.
Dia menambahkan, dalam diskusi dengan tim KLHK juga disampaikan kendala yang ada terkait regulasi pemanfaatan perhutanan sosial. Di mana salah satunya, hasil perhutanan sosial hanya bisa dimanfaatkan, kecuali hasil berup kayu. Ini yang menjadi persoalan, karena Kaliandara sebagai bahan bakar biomass yang digunakan adalah kayunya.
”Ini sudah kita sampaikan kepada tim KLHK. Untuk bisa ditemukan solusi bersama apakah itu berupa kebijakan atau aturan yang bisa memanfaatkan kaliandra pada perhutanan sosial. Target perusahaan itu kan mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar dan menggunakan kaliandra sebagai energi baru terbarukan,” ujar Edi.
Ikhwan M Hasan dari Pusat Kebijakan Startegis KLHK sangat mengapresiapi upaya yang telah dilakukan oleh PT Semen Padang. Dia menyebut ternyata PT Semen Padang telah melakukan percobaan dan pengembangan bahan bakar alternatif, salah satunya tanaman Kaliandra ini.
“Alhamdulillah kami melihat dari presentasi teman-teman dari PT Semen Padang tadi, saya memberikan apresiasi. Semen Padang sudah melakukan kerja sama dengan para petani hutan. Salah satunya kelompok HKm Sialangan di Padang Pariaman. Kami mendorong dan terus mendukung teman-teman dari HKm Sialangan ini untuk pengembangan energi baru terbarukan,” katanya.
Dia menjelaskan diskusi lapangan ini dalam rangka melihat dan memotret perkembangan dan potensi energi baru terbarukan yang ada di Sumatra Barat, khususnya yang telah dilakukan oleh PT Semen Padang. Pusat kebijakan Strategis KLHK, kata Ikhwan, ingin melihat ada faktor atau kendala apa yang ada di lapangan.
“Dari diskusi tadi, ada satu kendala terkait regulasi pemanfaat kayu kaliandra itu di kawasan perhutanan sosial. Sedang untuk kaliandra ini pemanfaatan sudah sangat bagus,” ujarnya.
Kami melihat ada dua tanaman yakni Kaliandra dan gamal yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Dan ternyata dari hasil diskusi dengan teman-teman dari PT Semen Padang Kaliandra cukup signifikan. Hasilnya apat membantu peningkatan ekonomi masyarakat nantinya. Apalagi batu bara ini diprediksi akan habis dalam waktu 100 tahun yang akan datang. Oleh karena itu mulai sekarang, diperlukan upaya-upaya pengembangan energi alternatif yang bisa digunakan sebagai penggantinya.
“Kita akan terus untuk mendorong teman-teman dari industri-industri lainnya untuk melakukan kerja sama dengan para petani perhutanan sosial. Seperti yang telah dilakakukan oleh PT Semen Padang,” katanya.