PADANG, KLIKPOSITIF – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumbar melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Penurunan Angka Stunting di Sumbar, Senin, 25 Oktober 2022 di Hotel Pangeran Beach Padang.
Dalam Rakor itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati memaparkan sejumlah strategi penurunan angka Stunting, termasuk juga pihak-pihak yang terlibat dalam program tersebut, mulai dari pemerintah, pihak swasta hingga peran masyarakat.
Dia menjelaskan, berdasarkan Perpres no 72 tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting, dimana Presiden menunjuk BKKBN sebagai ketua pelaksana dengan melibatkan Kementrian/Lembaga dan mengkoordinasikan dengan Pemerintah Daerah, mulai dari Provinsi sampai dengan tingkat Nagari/Kecamatan/Kelurahan, dengan target penurunan Stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024, yang terdapat dalam pasal 4 ayat 2.
“Berdasarkan RPJMD Sumatera Barat, bahwa target Percepatan Penurunan Stunting untuk tahun 2022, sebesar 18,44 persen dan tahun 2023 sebesar 15,42 persen,” terangnya.
Untuk mencapai tujuan di atas, maka disusunlah suatu Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) berdasarkan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional nomor : 12 tahun 2021.
Kegiatan prioritasnya terdiri dari penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS), surveilans keluarga berisiko Stunting dan Audit Kasus Stunting.
Dilanjutkannya, berdasarkan laporan dari aplikasi Morena bulan September 2022, baru 2 persen atau 1.980 sasaran yang terealisasi dari target Pendampingan Catin sebesar 82.310, sedangkan pendampingan dari Bumil baru 1 persen atau 6.516 sasaran yang terealisasi dari target pendampingan Bumil sebesar 916.008 dan pendampingan bagi Bufas baru 2 persen atau 3.080 sasaran yang terealisasi dari target 229.002.
Disisi lain, realisasi dari output tematik Stunting seperti Audit Kasus Stunting, el-Simil, Tim Pendamping Keluarga (TPK), Miniloka Karya serta Rembug Stunting, sampai saat ini, juga masih rendah realisasi kegiatannya maupun anggarannya. Hal ini dapat dilihat nanti, pada materi Realisasi Anggaran BOKB.
Untuk menunjang beberapa kegiatan di atas telah dikukuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten/Kota, yang diketuai oleh Wakil Bupati/Wakil Walikota dan telah di kukuhkan oleh Bupati/Walikota.
Selain itu, juga ada Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 10.044 kader terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB. Semua kader TPK tersebut sudah mendapatkan pelatihan/sosialisasi tentang bagaimana caranya melakukan percepatan penurunan Stunting.
Fatmawati juga mengajak semua pihak agar berkomitmen dan bekerjasama untuk merealisasikan kegiatan maupun anggaran terutama dalam percepatan penurunan Stunting di Sumatera Barat dengan melibatkan stakeholder yang ada serta mendorong PKB/PLKB dalam melakukan upaya percepatan penurunan Stunting.
“Tahun 2022 ini, kita punya sisa waktu tinggal 2 bulan lagi yang efektif dalam pencapaian program Bangga Kencana. Berdasarkan laporan New Siga bulan September 2022, pencapaian peserta KB baru kita sebesar 23,52 persen atau sebanyak 37.563 akseptor dari PPM (target) sebanyak 159.697 akseptor. Masih jauh dari harapan kita semua, kami masih optimis target yang diberikan akan terealisasi 100 persen diakhir tahun,” katanya.
Rakor dihadiri oleh masing-masing Kepala OPD KB Kab/Kota se-Sumbar, 3 orang dari Satgas Provinsi, kemudian ditambah peserta provinsi yang berasal dari Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat sebanyak 18 orang peserta.
Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan koordinasi, komitmen dan kerjasama program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting di Sumbar dan mereview capaian program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting. (*)