Keberangkatan Pemenang Lomba Pidato Bagindo Aziz Chan ke Jakarta Diundur

PADANG,KLIKPOSITIF – Keberangkatan pemenang Lomba Pidato Tentang Bagindo Aziz Chan Tahun 2023 untuk mengikuti benchmarking ke Perpusnas di Jakarta diundur. Kiswati, SS., MPA, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat mengatakan, Pengunduran keberangkatan ini tepaksa dilakukan karena adanya kendala teknis.

 

“Ada kendala, ada personil pendamping yang berhalangan. Karena itu kita terpaksa cari pendamping dan sesuaikan jadwal,” kata Kiswati (14/06/2023). Ia juga menambahkan bahwa pengunduran ini dilakukan demi mengoptimalkan kegiatan benchmarking ke Perpusnas di Jakarta.

 

Sedianya peraih Terbaik I, II, dan III lomba pidato akan diberangkatkan ke Jakarta pada 15 Juni 2023 dan kembali ke Sumbar pada 17 Juni 2023. Namun keberangkatan diundur beberapa hari, tepatnya 19 Juni 2023. Para pemenang akan berada di Jakarta untuk mengikuti benchmarking di Perpusnas hingga 21 Juni 2023.

 

Para pemenang yang berasal dari tiga SMA di Kota Padang itu ialah Aulya Rahmawati dari SMA 5 Padang sebagai Terbaik I, Daffah Alhabib Pane dari SMA 6 Padang di posisi Terbaik II, dan Yuda Firmansyah dari SMA 9 Padang yang meraih Terbaik III.

 

Mereka terpilih sebagai pemenang setelah melewati dua kali proses penjurian semenjak pertengahan Mei lalu, dan berhasil mengungguli 78 teman-teman pelajar mereka yang berasal dari berbagai sekolah menengah yang ada di Kota Padang.

 

Lomba pidato yang digelar untuk pelajar SMA/Sederajat se-Kota Padang ini diadakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat dengan dukungan dana Pokir Hidayat dari Komisi V DPRD Sumbar.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, perlombaan ini mendapat sambutan hangat dari sekolah dan pelajar di Kota Padang. Sejumlah pelajar dengan dukungan sekolahnya masing-masing, mengikuti perlombaan dengan antusias. Tidak hanya membekali diri dengan kemampuan dasar berpidato, para pelajar yang mengikuti lomba juga mengadakan riset sederhana untuk lebih mendalami sosok Bagindo Aziz Chan serta nilai-nilai yang diperjuangkannya.

 

Juri lomba Armeynd Sufhasril melihat antusiasme tersebut sebagai bukti bahwa pidato sebagai seni masih digemari generasi hari ini. Ia juga melihat banyak pelajar Kota Padang yang berbakat dalam berpidato. Ini penting menurutnya karena pidato adalah salah satu media yang punya daya pikat cukup kuat untuk menyebarkan gagasan dan nilai-nilai yang dimiliki oleh para pahlawan seperti Bagindo Aziz Chan.

 

“Banyak media lain, ada sastra atau film, namun pidato punya daya pikat tersendiri, punya seni tersendiri untuk menggerakkan pendengarnya. Pembaca pidato yang brilian mampu menjalin ikatan emosional yang kuat dengan penontonnya, daya agitasinya besar,” jelasnya saat diwawancara beberapa waktu lalu.

 

Di samping itu, perkembangan teknologi saat ini, menurut Armeynd, juga telah menyediakan berbagai platform media sosial yang bisa digunakan sebagai podium-podium baru.

 

Hidayat yang mengalokasikan dana pokirnya untuk kegiatan ini juga melihat bahwa pidato bisa menjadi salah satu media untuk mengenalkan sosok Bagindo Aziz Chan lebih dalam ke generasi muda hari ini. Selain mengetahui kisah heroik Pahlawan Nasional yang gugur pada 1946 itu karena mempertahankan Kota Padang dari invansi militer Belanda, ia berharap pelajar juga memahami serta meneladai semangat yang diusung Bagindo Aziz Chan.

 

Dalam bahasa legistator yang juga dikenal sebagai pemerhati sejarah dan budaya itu, Bagindo Aziz Chan adalah “sosok yang keren.” Bagindo Aziz Chan baginya adalah pejuang, guru, intelektual, dan walikota yang sangat patut dijadikan teladan. (*)

 

Exit mobile version