Kasus Pelecehan Seksual di Solsel Meningkat, Pelakunya Anak di Bawah Umur

Kasus Pelecehan

Kajari Solok Selatan Muhammad Bardan

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

SOLSEL, KLIKPOSITIF – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Solok Selatan Muhammad Bardan mengungkapkan  kasus pelecehan seksual di daerah itu meningkat. Dia menyebut bahkan pelaku dan korbannya anak di bawah umur.

Dia mengatakan pihaknya sudah menerima lima perkara asusila SPDP dari pihak kepolisian Polres Solok Selatan serta Polsek Sungai Pagu.

“Itulah yang kita sayangkan kasus asusila ini korban maupun pelakunya adalah anak-anak. Ada juga pelakunya sudah dewasa dan korbannya anak-anak. Ini agak meningkat dari tahun sebelumnya”, kata Muhammad Bardan.

Kasus asusila tersebut terjadi di wilayah sungai pagu dan Sangir Batanghari. Dia berharap para orang tua, tokoh adat dan tokoh agama serta guru agar menjalankan peran masing-masing. Mereka agar lebih intens mengawasi anak-anak guna pencegahan terulangnya kasus serupa.

“Kami dari kejaksaan secara rutin terus melakukan sosialisasi ke sekolah. Sebagai upaya pencegahan terjadinya kasus asusila ini, maupun penyalahgunaan narkotika. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab melindungi masa depan generasi muda kita”, katanya

Kapolsek Sungai Pagu Iptu Irwansyah menyebutkan ada lima kasus asusila yang sedang dalam proses. Empat kasus sudah dilimpahkan ke kejaksaan. Sedangkan satu kasus lainnya pelaku melarikan diri dan sudah masukkan Daftar pencarian orang (DPO).

“DPO ini kasus pencabulan terhadap anak tiri yang menyebabkan korban hamil. Kelima kasus tersebut korbannya di bawah umur sedangkan pelaku di bawah umur empat kasus”, kata Irwansyah

Upaya pencegahan kasus pelecehan

Irwansyah mengatakan pihaknya rutin mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar kasus pelecehan seksual ini bisa tidak terjadi.

“Sebetulnya peran niniak mamak, dan orang tua yang sangat diperlukan. Terutama dalam mengawasi anak-anak media gadget. Pelaku anak di bawah umur menggunakan media gadget atau handphone. Sebab rata-rata kasus ini berawal dari menonton situs melalui gadget tersebut”, katanya.

Kalau bisa Imbuhnya setiap orang tua membatasi ruang gerak anak terutama dalam penggunaan gadget,

“Kalau guru hanya di sekolah dan waktunya sebentar, di luar itu tentu sang enak tentu lebih banyak berinteraksi dengan orang tuanya. Makanya peran orang tua sangat penting dalam pencegahan terjadinya kasus asusila ini,” katanya.

  • *
    👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.

Exit mobile version