Jika Kasus Covid-19 Tak Meningkat Usai Lebaran, Ini Penjelasan Ahli

sejak April 2020, Indonesia sudah berada di level community transsmision atau kondisi di mana penyakit bisa menyebar hingga mengaburkan sumber penularannya

ilustrasi

ilustrasi (net)

Hayati Motor Padang

KLIKPOSITIF – Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak terlalu percaya diri apabila nanti tidak ada kenaikan kasus Covid-19 pasca momen hari raya Lebaran Idul Fitri 2021.

Dia mengatakan mayoritas masyarakat Indonesia tidak langsung mengandalkan fasilitas kesehatan (faskes) saat sakit. “Untuk dipahami bahwa tidak serta merta satu bulan setelah lebaran atau mudik (langsung berpikiran) wah, enggak ada kenaikan, ndak begitu,” kata Dicky dilansir dari Suara.com.

Dicky mengingatkan bahwa 80 persen masyarakat Indonesia itu memilih untuk mengobati sendiri di rumah ketika jatuh sakit. Sehingga proses tracing, tracking dan treatment pun sulit dilakukan.

Itu juga yang bisa berpengaruh kepada jumlah kasus Covid-19, semisal tidak mengalami kenaikan.

“Ini yang jadi kendala kita jadi harusnya dijangkau kalau engga (bisa) meledak tanpa bisa kita deteksi,” ujarnya.

Di sisi lain, Dicky juga melihat kalau momen mudik lebaran tahun ini tidak bisa lantas dijadikan tersangka apabila kasus Covid-19 kembali naik. Tetapi momen mudik lebaran bisa dianggap sebagai penerus dari buruknya penularan virus. Apalagi sejak April 2020, Indonesia sudah berada di level community transsmision atau kondisi di mana penyakit bisa menyebar hingga mengaburkan sumber penularannya.

“Jadi kalau bicara Indonesia ya tidak boleh hanya terfokus atau merasa bahwa ini gara-gara mudik, sebenarnya ini panjang, ini akumulatif. Ini untuk kita menyadarkan kita, apa yang kita kerjakan ini buah dari banyak dan perjalanan panjang,” pungkasnya.

Exit mobile version