KLIKPOSITIF – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, berdasarkan permodelan yang telah dilakukan, kebutuhan listrik di tahun 2060 diproyeksikan sebesar 1.885 TWh dimana demand PLN sekitar 1.728 TWh dan demand non PLN sebesar 157 TWh. Sementara proyeksi konsumsi listrik per kapita akan mencapai lebih dari 5.000 kilowatt hour (kWh) per kapita di tahun 2060.
“Pemenuhan kebutuhan energi listrik Indonesia sebesar 1.885 TWh akan dipasok sepenuhnya oleh pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 635 gigawatt (GW),” ujarnya dalam Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2021, Senin (20/9/2021).
Arifin melanjutkan, untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, dan dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060, maka dibuat peta langkah-langkah kebijakan yang perlu diterapkan, antara lain memensiunkan PLTU batu bara, pengembangan EBT secara masif, dan pengembangan interkoneksi super grid indonesia serta pelaksanaan konservasi energi.
Penambahan kapasitas variabel energi terbarukan seperti surya dan angin secara masif akan dilakukan mulai tahun 2031. Selain itu, pemanfaatan energi panas bumi dan hydro akan dioptimalkan agar mampu menjaga keseimbangan sistem. “Untuk menjaga keandalan sistem diperlukan teknologi yang andal, reliable, antara lain seperti storage maupun pengembangan PLTN,” jelasnya.
Menurut dia, kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT dapat optimal bila didukung interkoneksi super grid yang memungkinkan menyalurkan tenaga listrik, menghubungkan demand dan sumber daya EBT antar pulau besar. Super grid diharapkan mampu mengatasi ketidakseimbangan antara ketersediaan EBT setempat dan mengurangi intermiten pembangkit renewable energy.
“Hasil proyeksi kami dengan beberapa penerapan kebijakan utama menuju net zero emission pada sektor energi akan berkontribusi mengurangi emisi sebesar 1.526 juta ton CO2 emission,” tuturnya.