BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF – Belakangan ini, aksi Jam Gadang Fashion Week di sekitar Jam Gadang Bukittinggi, Sumbar, menuai sorotan di media sosial.
Ada beberapa video yang viral di media sosial, terutama di Instagram, terkait aksi Jam Gadang Fashion Week.
Video pertama yang viral adalah video sejumlah pemuda yang berjalan ala cat walk di zebra cross dekat Jam Gadang.
Aksi pemuda yang meniru aksi Citayam Fashion Week ini ternyata mendapat respons negatif.
Netizen menganggap aksi tersebut sangat tidak pantas, karena di nilai sebagai aksi tak berguna dan bisa merusak generasi bangsa.
Tak lama setelah itu, muncul lagi video aksi serupa di sekitar Jam Gadang. Bedanya, kali ini pakaian yang dikenakan peserta adalah daster.
Pedagang daster memanfaatkan demam fashion week sebagai promo daster melalui aksi Jam Gadang Fashion Week.
Namun aksi ini ternyata juga menuai banyak respons negatif dari netizen.
Selanjutnya, muncul lagi video aksi Jam Gadang Fashion Week. Aksi ini berbeda dengan video aksi yang beredar sebelumnya.
Bedanya terletak pada busana. Para pesertanya adalah sejumlah orang yang mengenakan pakaian adat budaya Minangkabau.
Video aksi ini membuat banyak netizen berubah pikiran. Jika awalnya sangat tidak setuju, namun tidak dengan yang satu ini.
Mayoritas netizen malah memuji dan mendukung kegiatan tersebut jika mengenakan pakaian adat budaya Minangkabau.
Beredar informasi jika kegiatan tersebut akan berlangsung setiap weekend. Namun namanya bukan Jam Gadang Fasion Week, tapi berubah menjadi Jam Gadang Fashion Weekeend.
Respons Jam Gadang Fashion Week
Kegiatan peragaan busana di jalanan kawasan Jam Gadang ini menuai respons dari Kasat Lantas Polres Bukittinggi, AKP Ghanda Novidiningrat.
Kasat Lantas merespons positif kegiatan tersebut, sebagai wujud dukungan terhadap pertumbuhan kreativitas kaum milenial.
“Namun alangkah lebih baiknya apabila kegiatan tersebut terlaksana di tempat yang lebih representatif,” ujar Kasat Lantas.
Menurut Kasat Lantas, kegiatan kreativitas itu sebaiknya tidak mengganggu kepentingan masyarakat lain.
“Mungkin tidak semua terganggu, tapi pasti ada yang terganggu. Saya rasa tempat yang lebih pas yaitu di pelataran Jam Gadang,” ujarnya.
Ia beralasan, pelataran Jam Gadang lokasinya lebih luas dari pada ruas jalan raya yang ada di seputaran Jam Gadang.
“Pelaksanaan kegiatan tidak mengganggu pengguna jalan raya, dan penikmatnya bisa dengan puas menikmati kegiatan di tempat yang lebih aman dan nyaman,” pungkas Kasat Lantas.
Respons positif juga terlontar dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.
Dalam akun Instagramnya, Sandiaga Uno mengunggah aksi peragaan busana mengenakan busana adat di sekitar Jam Gadang.
“Anak-anak muda urang awak ini memperkenalkan sekaligus melestarikan pakaian adat daerahnya dengan cara kekinian kepada generasi milenial dan Gen Z” tulis Sandiaga Uno.
Menurut Sandiaga Uno, ini satu hal positif yang bisa didorong di berbagai daerah, yang tentunya dengan melibatkan semua stakeholder.
“Nantinya bukan hanya latah karena viral, namun juga ditata dengan baik dan dapat menciptakan multiplier effect terhadap kebangkitan ekonomi, terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja baru bagi masyarakat di daerah,” sambung Sandiaga Uno.