EKONOMI, KLIKPOSITIF — PT PLN (Persero) telah merencanakan pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2018-2027.
Rencana tersebut telah disetujui oleh pemerintah pada Selasa 13 Maret 2018 kemarin.
Persetujuan RUPTL tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, dan tidak banyak yang berubah dari rencana sebelumnya.
“Perubahannya, kita susun berdasarkan proyeksi yang intinya bahwa Commercial Operation Date (COD) atau SLO itu kita cocokkan pada proyeksi kebutuhan listrik setiap wilayah di Indonesia,” kata Jonan.
Perubahan RUPTL ini perlu dilakukan oleh PT PLN karena dilatarbelakangi oleh realisasi indikator makro ekonomi yang berdampak pada pertumbuhan penjualan tenaga listrik PLN tahun 2017.
Penjualan listrik tahun lalu terbilang lebih rendah dari target dalam RUPTL PLN 2017-2026, sehingga dilakukan penyesuaian jadwal beroperasinya pembangkit baru.
RUPTL PT PLN (Persero) 2018-2027 ini telah mengakomodasi pemanfaatan EBT dalam perencanaan pembangunan pembangkit tenaga listrik.
Hal ini terlihat dari porsi EBT dalam bauran energi pembangkitan tenaga listrik pada tahun 2025 mencapai 23% atau lebih tinggi daripada porsi EBT pada RUPTL PLN 2017-2026 sebesar 22,6%.
Secara rinci porsi bauran energi pembangkitan tenaga listrik pada tahun 2025 yaitu EBT (23%) Batubara (54,4%) Gas (22%) dan BBM (0,4%). Penggunaan BBM untuk pembangkit listrik dibatasi hanya untuk daerah perdesaan dan kawasan Terdepan, Tertinggal, dan Terluar (3T).
Sebagaimana diketahui berdasarkan ketentuan Pasal 14 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, RUPTL PT PLN (Persero) 2018-2027 disahkan oleh Menteri ESDM.
Berikut Rincian RUPTL PT PLN tahun 2018-2027:
a. Proyeksi rata-rata pertumbuhan kebutuhan: 6,86%
b. Total rencana pembangunan pembangkit: 56.024 MW
c. Target bauran energi pembangkit akhir tahun 2025: batubara 54,4%, EBT 23,0%, gas 22,2%, Bahan Bakar Minyak 0,4%
d. Total rencana pembangunan jaringan transmisi: 63.855 kms
e. Total rencana pembangunan gardu induk: 151.424 MVA
f. Total rencana pembangunan jaringan distribusi: 526.390 kms
g. Total rencana pembangunan gardu distribusi: 50.216 MVA.(*)
Sumber: Kementerian ESDM