Ini Pemenang Lomba Esai Festival Bumi

"Tulisannya jernih. Apa yang ingin disampaikan diterangkan dengan jelas," ujar Shinta Febriany, juri lomba.

Pertunjukan Teater Selembayung dengan naskah 'Penjual Bendera' menjadi pertunjukan yang banyak dibincang oleh peserta Lomba Esai Pertunjukan Festival Bumi 2021. Mereka melaksanakan pentas di galeri Taman Budaya Sumbar, 10 November lalu.

Pertunjukan Teater Selembayung dengan naskah 'Penjual Bendera' menjadi pertunjukan yang banyak dibincang oleh peserta Lomba Esai Pertunjukan Festival Bumi 2021. Mereka melaksanakan pentas di galeri Taman Budaya Sumbar, 10 November lalu. (Dok LBK)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF- Sebanyak 21 naskah sebagai peserta Lomba Esai Pertunjukan masuk dalam surel panitia Gelar Karya Budaya Festival Bumi 2021. Tulisan 'Pangung-Panggung Post-Wisran' karya Ramadhani dipilih juri sebagai pemenang pertama.

“Tulisannya jernih. Apa yang ingin disampaikan diterangkan dengan jelas,” ujar Shinta Febriany, juri lomba.

Memang, lanjut Shinta, dari seluruh naskah, beberapa peserta masih belum menyentuh kedalaman esai. “Masih seputar apresiasi, analisa pertunjukan. Subjektivitas belum kami dapatkan dari beberapa peserta,” ulas sutradara Kala Teater, Makassar ini.

Yang membahagiakan, ada karya yang justru membahas dari 'dalam' pertunjukan. Seperti pemenang kedua dengan judul “Kedaulatan 2 x 1,5 Meter”. Si Penulis, Agus Susilo, menceritakan pengalaman tubuh dan akalnya selama memahami dan mendalami naskah 'Penjual Bendera'.

“Panitia berhasil memprovokasi peserta agar tidak menulis apa yang terlihat di panggung tapi juga bagian dalamnya,” kata Ivan Adilla, juri lomba.

Tidak itu saja, ada peserta yang juga menulis tentang musik bahkan pakaian. “Sayang, sebagai sebuah tulisan belumlah cukup untuk dijadikan pemenang,” tambah dosen Fakultas Ilmu Budaya Unand ini. Selain itu, ada juga sutradara yang ikut dalam 8 pertunjukan GKB Festival Bumi juga menuliskan pengalaman dan amatannya.

Karya peserta makin meluas pada eksternal pertunjukan. Pemenang ketiga, Dessy Mahadhe membahas bagaimana 'Penjual Bendera' dengan analisa sosio-politik yang kuat. “Ini juga menggembirakan. Karena ini membuktikan betapa luasnya area sebuah pertunjukan dapat dilihat,” ujar S Metron Masdison, juri lomba.

Armeyns Sufhasril, Direktur Festival, merasa optimis dengan lomba ini. 'Model seperti ini sangat jarang dilakukan. Kita memang ingin ekosistem pertunjukan dihidupkan satu-satu. Kita akan berusaha lomba ini tetap diadakan tahun depan,” katanya.

Peserta berasal dari berbagai daerah seperti Medan dan Yogyakarta. Selain di media massa, pengumuman pemenang juga bisa disaksikan di instagram Lembaga Kebudayaan Bumi. (*)

Daftar Lengkap Pemenang:

Juara I : Ramadhani (Pangung-Panggung Post-Wisran)

Juara II : Agus Susilo (Kedaulatan 2 x 1,5 Meter)

Juara III: Dessy Mahadhe (Kemerdekaan dan Soal-soal Kebangsaan dalam Penjual Bendera Wisran Hadi)

Nominasi:

1. Adi Osman (Bingkaian Magis di Dalam Roh)

2. Sulfiza Ariska (Sunyi atau Bunyi?)

3. Nasrul Azwar (Keluarga “Penjual Bendera”, Suara Satire dari Ruang Sempit)

4. Rian Kurniawan Harahap (Penjual Bendera: Legasi Nasionalisme dan Selebrasi Paradoksal)

5. Rizki Gede (Penjual Bendera Dan Abstraksi Kenyataan)

6. Fauzul El Nurca (Harapan, Egoisme Dan Nilai Kebangsaan)

7. Ubai Dillah Al Anshori (Pertunjukan Kemerdekaan: Ruang Ideologi dan Simposium Budaya)

Exit mobile version