Ini Kisah Pendirian Tangkelek, Distro Khas Minang Pertama di Sumbar

Namun semenjak 2013, Tangkelek telah memiliki konveksi sendiri yang kini berada di Tanggerang.

Distro Tangkelek

Distro Tangkelek (Istimewa)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIFTangkelek berdiri pada tahun 2009 dengan Distro pertama berada di Plaza Andalas. Tiga bulan kemudian, distro kedua dibuka di Bukittinggi. Distro khas Minangkabau pertama di Sumatera Barat ini didirikan oleh Fefry Rusji dan Khalid Arafah yang merupakan alumni Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Padang.

Menurut Manager Tangkelek Bukittinggi Bambang Idaman, brand Tangkelek diambil dari nama sendal kayu khas Sumatera Barat yang terkenal dengan ketahanannya.

“Tangkelek itu kan ibarat kata orang Minang ‘ndak lakang dek paneh, ndak lapuak dek hujan’. Kalaupun misalnya putus, bisa disambung cukup dengan memakunya,” tuturnya menjelaskan filosofi nama Tangkelek.

Ia menceritakan, Tangkelek tetap berusaha tumbuh meski pada 2009 pernah terdampak gempa. Saat itu distro pertama di Plaza Andalas Padang ikut roboh sehingga mereka mendirikan Distro baru di Kota Padang yang berada di Jalan S. Parman Ulak Karang Padang.

Ia mengatakan, tujuan utama Tangkelek berdiri adalah untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan modal awal Rp 50 juta, Tangkelek berdiri dengan desain yang dilakukan sendiri tapi konveksi dilakukan di Bandung. Namun semenjak 2013, Tangkelek telah memiliki konveksi sendiri yang kini berada di Tanggerang.

Ia mengatakan, Tangkelek memiliki karyawan di Padang sebanyak 10 orang, lalu di Bukittinggi sebanyak 4 orang, di Payakumbuh 4 orang, dan di Konveksi ada 14 orang. Karyawan mereka umumnya lulusan perguruan tinggi bahkan ada yang tengah kuliah di sejumlah universitas.

“Kita ingin membantu kawan-kawan yang sedang kuliah. Di bulan puasa kita buka freelance untuk mahasiswa,” katanya.

[Satria Putra]

Exit mobile version