PADANGPARIAMAN, KLIKPOSITIF- Bulan September ini hujan dengan intensitas tinggi sering melanda kawasan Kabupaten Padang Pariaman. Perihal tersebut Kepala BPBD Padang Pariaman mengingatkan kepada warga untuk waspada jika terjadi longsor dan banjir serta encana lainnya.
Kawasan Kabupaten Padang Pariaman luasnya mencapai 132.879 hektar dan terdiri dari 17 kecamatan. Sementara itu, ada tiga jenis bencana alam dengan status rawan yang sangat potensial.
“Baru-baru ini terjadi beberapa titik longsor di Padang Pariaman, seperti di Sungai Limau dan Sungai Geringgiang., Batu Basa.Untuk itu kami imbau kepada setiap warga yang tinggal di lereng perbukitanagar waspada,” kata Kalaksa BPBD Padang Pariaman, Budi Mulya, Kamis 17 September 2020.
Dijelaskannya, rincian bencana alam yang sering terjadi pada cuaca seperti saat sekarang yakni longsor, banjir dan gempa. Longsor, banjir dan gempa tersebut adalah bencana alam yang statusnya rawan di beberapa kawasan Padang Pariaman,” sebut Budi.
Dijelaskan Budi, sebagian besar kawasan perbukitan di Padang Pariaman memiliki lereng dari 45 persen hingga 65 persen dengan tekstur tanah berpasir dan patahan.
“Lereng seperti itu banyak di Sungai Geringgiang dan Sungai Limau, salah satunya di tempat longsor baru-baru ini. Tidak hanya di kawasan tersebut, kawasan Batang Gasan, Kampung Dalam, Aur Malintang dan Enam Lingkuang juga memiliki lereng terjal,” sebut Budi.
Dikatakannya juga, perbukitan di beberapa kawasan sering mengalami kedap air sehingga terjadi longsor. Potensi longsor dapat juga disebabkan oleh lapisan kedap air yang dapat menjadi longsor.
Kemudian, pada jenis bencana alam lainnya, Kabupaten Padang Pariaman juga rawan terjadi banji.
“Penyebab dari bencana alam seperti banjir di Kabupaten Padang Pariaman yaitu dipengaruhi oleh curah hujan cukup tinggi, tipe dan karakter daerah,” sebut Budi dalam wawancara sebelumnya.
Menurutnya, beberapa kawasan kondisi tangkapan air sudah mulai rusak. Selain itu kurangnya kualitas dan kuantitas drainase dan kurangnya pengelolaan daerah konservasi juga menjadi penyebab banjir.
“Secara umum bencana banjir yang terjadi adalah akibat kondisi drainase yang kurang baik sehingga saat hujan terjadi genangan serta terjadinya kerusakan hutan di hulu sungai, maka mengakibatkan erosi dan banjir,”ungkap Budi.
Untuk daerah rawan banjir, Budi merinci, yaitu di Kecamatan Batang Anai, Ulakan Tapakis, Sintuk Toboh Gadang, Lubuk Alung, Nan Sabaris, V Koto Kampung Dalam, Sungai Limau, Batang Gasan, dan 2-11 Enam Lingkung.
Sementara itu bencana alam lainnya adalah gempa bumi. Untuk Kabupaten Padang Pariaman daerah yang merupakan zona gempa ada di kawasan Sungai Limau, Tiku Utara berbatasan dengan Sungai Geringging bagian barat serta seluruh daerah pesisir Padang Pariaman .
“Adanya aktivitas gempa tersebut menyebabkan Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah rawan gempa. Hal ini dapat dilihat pada peta zona gempa di Indonesia,” sebut Budi.
Disebutkannya juga, daerah tersebut merupakan zona gempa dengan skala intensitas menempati zona VII dan VIII dengan episentrum yang relatif dangkal.
“Kendatipun demikian, walaupun termasuk daerah rawan gempa tapi tidak menimbulkan kerusakan yang cukup besar,” kata dia.