PADANG, KLIKPOSITIF – Siang itu, cuaca di sekitaran jam gadang Bukittinggi kelihatan cerah. Pengunjung cukup ramai berada di sekitaran ikon Bukittinggi tersebut untuk sekedar menikmati suasana Jam Gadang atau sekedar duduk-duduk di pelatarannya.
Saat itu, Sukri yang akrab di sapa Bang Boy juga sedang menunggu wisatawan yang ingin mengabadikan foto mereka di kawasan Jam Gadang. Ia salah seorang fotografer di Komunitas Fotografi Jam Gadang, Bukittinggi bersama 19 orang fotografi lainnya.
Bagi Bang Boy, menjadi seorang fotografer bukanlah hal utama yang akan dijadikan sebagai penopang hidupnya. Memoto atau memotret hanya hobi untuk menyenangkan diri, namun jalan hidup membawanya menghasilkan lebih dari hobi itu.
“Saya memang menyukai fotografi sejak dulu. Belajar memotopun juga otodidak dengan belajar kepada fotografer-fotografer hebat yang ada di Kota Bukittinggi. Kemudian iseng-iseng mengadu peruntungan di bidang ini, eh mengenakkan dan menghasilkan. Setelah candu, akhirnya saya seriusi saja dunia ini,” katanya beberapa waktu lalu.
Bang Boy memulai karir di dunia fotografi sejak tahun 2012. Di tahun yang sama ia belajar dan membuka jasa foto profesional. Modal awal yang digunakan saat menekuni bidang ini kurang lebih Rp9 juta untuk membeli kamera dan mesin pencetak foto.
“Saya cukup cepat dalam belajar bagaimana cara memotret yang baik untuk semua momen yang berbeda. Alhamdulillahnya saya diberi kelebihan oleh Allah SWT disana, sehingga belajar beberapa bulan, langsung buka jasa fotografi di tahun yang sama,” terangnya.
Selain memotret sebagai jasa foto di sekitaran Jam Gadang, Bang Boy juga menerima jasa foto untuk pernikahan dan foto sebelum pernikahan.
“Selain itu, saya juga menerima panggilan foto untuk foto-foto instansi pemerintah dan swasta, foto untuk tanda pengenal di Bank-Bank BUMN dan iven lainnya,” jelasnya.
Disebut Bang Boy, komunitas Fotografinya yang telah berdiri sejak 2012 ini juga sudah bekerjasama dengan banyak pihak dalam memajukan wisata Kota Bukittinggi, mulai dari pemerintah kota, agen tour and travel, pendamping wisata dan komunitas lainnya yang bersentuhan dengan wisata.
Pembayaran Menggunakan QRIS dan Merchant BRI
Perkembangan teknologi membuat Bang Boy dan teman-teman di komunitas Fotografi juga harus melakukan berbagai inovasi agar tidak ketinggalan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah sistem pembayaran jasa yang menggunakan nontunai.
“Kami mulai menerapkan pembayaran nontunai kepada pengunjung yang menggunakan jasa kami selain tunai. Ini mulai kita lakukan karena pernah menemukan beberapa situasi dimana wisatawan yang menginap di hotel sekitaran Jam Gadang terkadang lupa membawa uang saat berjalan-jalan pagi atau sebentar, sedangkan mereka bisa membayar dengan nontunai namun kita tidak punya merchant atau QRIS. Atas beberapa kasus tersebut, akhirnya kita juga mulai menerapkan pembayaran nontunai untuk jasa kita,” paparnya.
Pihaknya menggunakan layanan pembayaran nontunai kurang lebih setahun terakhir. “Tahun 2022 ada sebuah iven di Jam Gadang. Saat itu kita bertemu dengan Kepala BRI RO Padang, Pak Rahmat. Pak Rahmatnya nanya. Sudah pakai QRIS belum untuk bayar jasa fotonya? Terus kami menjawab belum. Saat itu juga Pak Rahmat menyarankan kami menggunakan jasa QRIS untuk melakukan pembayaran jasa. Setelah di berikan penjelasan soal banyak keuntungan yang didapat saat memakai QRIS, maka saat itu juga kami langsung menggunakannya,” jelasnya.
Bang Boy berkisah, saat itu tak hanya pengetahuan dan manfaat menggunakan pembayaran cashless, tapi pihak BRI juga “mamparancak” komunitas jasa foto di Jam Gadang dengan memfasilitasi seragam agar terlihat lebih bagus dan profesional.
“Komunitas foto di Jam Gadang berjumlah 20 orang. Dan semuanya dapat baju seragam yang di sponsori oleh BRI RO Padang. Baju yang kami pakai juga berbeda setiap harinya, sehingga tidak membosankan. Senin-Selasa warna bajunya Merah Maroon, Rabu-Kamis warna Biru. Jumat berpakaian muslim dan Sabtu-Minggu memakai baju kemeja hitam,” tuturnya.
Disisi lain, Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan, penggunaan Merchant BRI banyak digunakan oleh pelaku usaha dan seluruh masyarakat yang membutuhkan cara mudah dan praktis dalam bertransaksi jual beli.
“Selama 2023, jumlah transaksi 3.552.141 transaksi dengan Sales Volume Rp 693,22 M,” katanya saat di hubungi di Padang, Jumat, 26 April 2024.
Ia mengatakan, untuk teknologi EDC BRI, pihaknya mengkalim bahwa hal itu sangat baik, sehingga ditingkatkan dengan mengikuti perkembangan teknologi.
“Selain itu, ia juga menyesuaikan kebutuhan dari pengguna EDC itu sendiri dengan menggunakan EDC Android yang dilengkapi fitur-fitur yang dapat memudahkan penggunanya,” terangnya.
Praktisi Ekonomi dari Universitas Taman Siswa Padang, Ir. Hamdani Harahap, MM. mengatakan, pelaku UMKM yang menerapkan pembayaran elektronik banyak dikarenakan oleh permintaan konsumen.
“Tingginya pengguna payment gateway di masyarakat membuat pelaku usaha sadar kalau mereka harus menerapkannya pada bisinis usaha. Jika tidak, bukan tidak mungkin kalau mereka akan tertinggal dan terancam punah,” paparnya saat dihubungi di Padang, Jumat, 26 April 2024.
Selain itu, pelaku usaha juga bisa mendapatkan konsumen lebih banyak tanpa perlu melakukan promosi, mengurangi ongkos operasional, dan berpeluang untuk mendapatkan pemasukan yang lebih tinggi.
Begitu juga budaya belanja Masyarakat saat ini tidak seperti dahulu, dengan adanya penunjang internet antara konsumen dan pengusaha tidak selalu harus bertemu, baik melihat produk maupun cara pembayaran, sehingga sangat menguntungkan kedua belah pihak efisiensi dan low cost.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah memasuki semua sektor, satu diantaranya adalah sektor keuangan. Sektor keuangan merupakan satu diantara sektor lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
“Seiring dengan adanya perkembangan teknologi ini mendorong sektor keuangan untuk melakukan inovasi dengan mengubah industri keuangan menuju era digital. Salah satu munculnya inovasi terbaru di sektor keuangan yaitu perubahan sistem pembayaran,” tuturnya.
Sistem pembayaran berperan penting dalam perekonomian sejalan dengan semakin besarnya volume dan nilai transaksi dan perkembangan teknologi yang pesat. Seiring dengan meningkatnya transaksi dapat menimbulkan resiko yang semakin besar. Hal ini akan menyebabkan sistem pembayaran terganggu sehingga dapat berpengaruh terhadap stabilitas sistem dan pasar keuangan.