KLIKPOSITIF – Balakangan ini heboh terkait rencana pemerintah yang akan menaikkan harga tiket akses ke bangunan Candi Borobudur.
Menyikapi hebohnya kabar tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI M Sarmuji mengatakan bahwa DPR RI memahami rencana pemerintah itu.
“Rencana kenaikan harga tiket untuk wisatawan lokal harus dalam batas yang wajar dan bisa terjangkau oleh masyarakat luas,” kata Sarmuji.
Ia menambahkan, kalau harga untuk tiket wisatawan mancanegara, monggo lah itu murni urusan bisnis yang kaitannya dengan nilai ekonomi.
Namun Ia mengingatkan, untuk tiket wisatawan lokal harus terjangkau oleh seluas-luasnya masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berencana menaikkan harga tiket naik ke bangunan Candi Borobudur.
Yakni Rp750 ribu untuk wisatawan lokal dan 100 dolar AS untuk wisatawan mancanegara.
Sementara tiket untuk masuk kawasan Candi Borobudur dikabarkan sebesar Rp50 ribu.
Sarmuji mengingatkan, Candi Borobudur adalah kawasan wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Oleh karenanya, harga tiket Borobudur harus memperhatikan kemanfaatan umum dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, sebagaimana tujuan dari pendirian BUMN.
Politisi Partai Golkar ini menambahkan, tujuan BUMN selain mencari keuntungan juga harus memberi manfaat bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
Komisi VI DPR RI yang salah satu bidang kerjanya terkait BUMN, berharap rencana kenaikan tarif Candi Borobudur memperhatikan hal tersebut.
“Dalam hal ini, berarti BUMN harus bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan wisata sebanyak-banyaknya warga negara Indonesia,” tegasnya.
Sarmuji menambahkan, tidak boleh eksklusif untuk kalangan yang mampu membayar mahal saja.
Niat Baik Jangan Rugikan Rakyat
Sarmuji memahami rencana pemerintah menjadikan Candi Borobudur sebagai laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional memerlukan pembatasan akses pengunjung.
Namun ia mengingatkan niat baik itu jangan sampai merugikan rakyat.
“Tapi kalau caranya hanya dengan menaikkan harga secara fantastis bagi wisatawan lokal, rencana tersebut menurut saya kurang bijaksana,” jelasnya.
Khususnya untuk kepentingan pelajar dan pembelajaran sejarah, harga tiket harus lebih murah lagi agar generasi sekarang bisa memetik pelajaran dari masa lalu.
Mengatasi Kuota Pengunjung
Sarmuji menilai masih ada cara untuk membatasi pengunjung yang naik ke bangunan candi.
Ia mencontohkan dengan sistem reservasi online yang marak digunakan pada era transisi pandemi Covid-19 sebagai bentuk pembatasan kuota pengunjung.
Sistem tersebut menurutnya bisa menjadi salah satu solusi tanpa harus menaikkan harga secara fantastis.