PESSEL, KLIKPOSITIF– Rusma Yul Anwar, Bupati Pesisir Selatan (Pessel) yang memiliki cara politik yang terlihat berbeda dengan kandidat yang ada saat ini.
Memiliki sosok sebagai seorang pendidik, Rusma Yul Anwar sangat menghargai seseorang dari prosesnya.
Sebelum menjabat posisi tertinggi di daerahnya, selain seorang guru, kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan, ia juga pernah menjadi wakil bupati.
Latar belakangnya sebagai seorang pendidik dan putra asli Minangkabau sangat kental sangat mewarnai karakternya.
Salah satu hal yang paling menonjol dari sosok Rusma adalah pendiriannya yang teguh untuk tidak pernah menyawer atau membagi-bagi uang kepada siapapun.
Meski secara umum, menyawer seringkali dianggap sebagai bentuk kedermawanan atau cara untuk menghibur. Namun, bagi Rusma, tindakan ini bertentangan dengan nilai-nilai kerja keras dan penghormatan bagi orang benar-benar berproses.
“Sebagai seorang guru, saya diajarkan untuk menghargai setiap proses. Mengapa harus menyawer? Bukankah lebih baik kita memberikan penghargaan yang lebih bermakna, seperti meningkatkan kesejahteraan mereka?” ungkap Rusma saat diwawancarai.
Pandangan Rusma ini semakin diperkuat oleh keyakinan mendalamnya akan kedudukan seorang perempuan, khususnya ibu-ibu. Dalam adat Minang, perempuan, terutama ibu, memiliki kedudukan yang sangat terhormat.
“Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Mereka adalah tiang penyangga keluarga. Mengapa kita harus memperlakukan mereka seolah-olah hanya sebagai objek hiburan?” tegasnya.
Sikap Rusma ini tentu saja menuai beragam reaksi. Ada yang mengapresiasi keberaniannya dalam mempertahankan prinsip, namun tak sedikit pula yang menganggapnya kuno atau tidak mengerti adat.
Namun, Rusma tetap pada pendiriannya. Baginya, menjadi seorang pemimpin bukan hanya tentang popularitas, melainkan tentang bagaimana ia bisa memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.
Rusma Yul Anwar ingin memberi bukti bahwa menjadi seorang pemimpin tidak harus selalu identik dengan tindakan-tindakan yang bersifat seremonial.
“Terkadang, tindakan kecil yang konsisten, seperti memegang teguh prinsip dan nilai-nilai, justru jauh lebih bermakna,” tutupnya.