PESSEL, KLIKPOSITIF- Harga pinang turun lagi membuat petani pinang di Kabupaten Pessel (Pessel), Sumatera Barat makin kesulitan.
Pasalnya, dari Rp12 ribu per kilogram, kini harganya kembali turun menjadi Rp 10 kilogram.
Turunnya harga biji pinang ini sangat membuat ekonomi petani menjadi sulit. Apalagi anjloknya di tengah naiknya, sejumlah harga kebutuhan pokok.
“Kondisi ini sangat membuat kami sulit. Karena saat ini harga kebutuhan pokok serba naik,” ungkap Jelly (31) petani Pinang yang juga seorang ibu rumah tangga di Kambang Utara, Kecamatan Lengayang pada KLIKPOSITIF, Selasa 1 Maretย 2022.
Informasi yang dihimpun KLIKPOSITIF, harga ini terpantau anjlok sejak sebulan terakhir. Harganya, anjlok dari Rp12 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram.
Sebelum turun seharga Rp 10 ribu per kilogram ini. Pada Agustus 2021 harga Pinang di daerah ini sempat seharga Rp 23 ribu per kilogram.
Kemudian pada September 2021 terpantau turun dan bertahan menjadi Rp 17 ribu sampai November, dan kembali turun di medio Desember seharga Rp12 ribu.
Harga pinang turun berpengaruh
Menurut Jelly sebagai petani pinang, fluktuasi harga biji Pinang sangat mempengaruhi pendapatan mereka.
Apalagi bagi mereka yang memang benar-benar menggantungkan ekonomi pada hasil perkebunan pinang.
“Selain Pinang ini juga ada gambir. Tapi, Pinang juga anjlok. Jadi tidak ada yang bisa kami gantungkan hari ini,” terangnya.
Selain Jelly, Ijul (46) seorang petani Pinang mengaku, sejak fluktuasi harga pinang berlanjut, ekonominya jauh terpuruk.
“Ya, kalau ada tanaman lain seperti sawit itu masih sukur. Ini memang terlanjur menanam pinang. Tentu yang jadi andalan Pinang,” jelasnya.
Kesempatan itu, Frengki salah seorang pengepul biji pinang di Lengayang membenarkan, fluktuasi harga biji Pinang di daerah itu.
Menurutnya, turun naik harga pinang di daerah itu tergantung permintaan gudang.
“Jika gudang harga tinggi kami tentu membeli dengan harga tinggi. Harganya tergantung gudang,” terangnya.
Lanjutnya, untuk harga saat ini, ia sendiri tidak bisa memastikan akan bertahan sampai kapan, karena harga ditentukan dari gudang.
“Kalau di Padang harganya naik, ya naik. Semua ya, tergantung gudang,” tutupnya.