Harga Minyak Dunia Melejit Saat Investor Tak Begitu Khawatirkan Varian Omnicron

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,56 atau 2,1 persen menjadi USD76,85 per barel, setelmen tertinggi sejak 26 November

ilustrasi

ilustrasi (net)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Investor yang tidak begitu lagi khawatir pada varian Covod-19 Omnicron mendorong harga minyak mentah dunia terus menguat. Dilansir dari CNBC, Jumat (24/12/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,56 atau 2,1 persen menjadi USD76,85 per barel, setelmen tertinggi sejak 26 November, dan kenaikan 4,5 persen pekan ini.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD1,03, atau 1,4 persen menjadi USD73,79 per barel, melambung 4,1 persen minggu ini. Asal tahu saja pasar minyak bergerak fluktuatif dalam beberapa hari terakhir karena investor masih mencermati dampak dari penyebaran varian Omicron terhadap permintaan bahan bakar.

“Kehancuran permintaan yang semua orang pikir akan terjadi ternyata tidak terjadi,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Namun, sejumlah negara memberlakukan pembatasan perjalanan yang lebih ketat untuk memperlambat penyebaran varian tersebut, yang dapat menekan permintaan bahkan jika Omicron menyebabkan tingkat rawat inap yang lebih rendah, terutama di antara yang sudah divaksinasi.

Kota Xian di China, Rabu, memerintahkan 13 juta penduduknya untuk tinggal di rumah, sementara Skotlandia memberlakukan pembatasan berkumpul mulai 26 Desember hingga tiga minggu, dan dua negara bagian Australia menerapkan kembali mandat penggunaan masker.

Amerika Serikat mengizinkan penggunaan pil antivirus Covid-19 terpisah yang diproduksi Pfizer dan Merck, dan pejabat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengatakan kedua obat tersebut efektif melawan varian Omicron. Sementara itu pihak AstraZeneca mengatakan tiga dosis vaksin Covid-nya efektif melawan Omicron, mengutip data dari studi laboratorium Universitas Oxford.

Exit mobile version