Harga Minyak Dunia Anjlok, Terpengaruh Kondisi Ekonomi Akibat Varian Baru Covid-19

Harga minyak dunia jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan karena varian baru virus Covid-19

ilustrasi

ilustrasi (net)

Hayati Motor Padang

KLIKPOSITIF – Harga minyak dunia jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan karena varian baru virus Covid-19. Varian baru Covid-19 memicu kekhawatiran tentang perlambatan permintaan saat pasokan meningkat.

Dilansir dari CNBC, Senin (29/11/2021) minyak WTI melemah 13,06 persen ke harga USD68,15 per barel, jatuh di bawah level kunci USD70. Itu adalah hari terburuk sejak April 2020. WTI juga ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari indikator teknis utama untuk pertama kalinya sejak November 2020.

Sedangkan harga minyak mentah Brent turun 11,55 persen menjadi USD72,72 per barel. Kedua kontrak mencatat kerugian minggu kelima berturut-turut. Penurunan beruntun mingguan terpanjang sejak Maret 2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada hari Kamis tentang varian baru Covid yang terdeteksi di Afrika Selatan yakni omicron. Itu bisa lebih resisten terhadap vaksin berkat mutasinya, meskipun WHO mengatakan penyelidikan lebih lanjut diperlukan.

“Tampaknya penemuan varian Covid-19 di Afrika selatan menakuti pasar secara keseluruhan. Jerman sudah membatasi perjalanan dari beberapa negara di wilayah yang terkena dampak, ” kata John Kilduff, mitra di Again Capital. “Hal terakhir yang kompleks adalah ancaman lain bagi pemulihan perjalanan udara,” tambahnya.

Pemerintah USA mengumumkan rencana untuk melepaskan 50 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis. Langkah ini merupakan bagian dari upaya global oleh negara-negara konsumen energi untuk menenangkan harga bahan bakar yang naik cepat pada 2021. India, China, Jepang, Korea Selatan, dan Inggris juga akan melepas sebagian cadangannya.

“Aksi jual ini disebabkan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan yang cukup besar pada awal 2022 yang akan disebabkan oleh pelepasan cadangan minyak strategis yang akan datang di AS dan negara-negara konsumen utama lainnya, ditambah kenaikan tajam kasus baru infeksi virus corona yang sedang berlangsung,” kata analis di Commerzbank.

Varian virus yang lebih menular telah ditemukan di Afrika Selatan, mendorong peningkatan yang nyata dalam penghindaran risiko di pasar keuangan hari ini.”

Exit mobile version