Harga Emas Dunia Melonjak, Dampak Bank Sentral

harga emas di pasar spot melambung 1,3 persen menjadi 1.830,11 dolar AS per ounce

emas

emas (net)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Harga jual emas dunia mengalami peningkatan lebih dari 1 persen. Peningkatakan ini terjadi karena investor menyambut komentar Chairman Federal Reserve Jerome Powell yang menunjukkan bank sentral tidak mungkin menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Dilansir CNBC, Jumat (30/7/2021) harga emas di pasar spot melambung 1,3 persen menjadi 1.830,11 dolar AS per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 15 Juli di 1.832,40 dolar AS per ounce.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melesat 1,8 persen menjadi 1.831,2 dolar AS per ounce. Powell mengatakan pasar tenaga kerja Amerika masih memiliki “beberapa alasan untuk di-cover” sebelum tiba saatnya untuk menarik kembali dukungan terhadap ekonomi.

“Kita akan melihat inflasi memanas ke depan karena The Fed lebih fokus pada lapangan kerja dan tidak akan melawannya dalam waktu dekat, itu adalah lingkungan yang positif bagi logam mulia,” kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.

Memperkuat pandangan Powell, data menunjukkan ekonomi Amerika tumbuh pada tingkat tahunan 6,5 persen di kuartal terakhir.

Sementara itu suku bunga AS yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil . Menambah dukungan bagi emas, Indeks Dolar (Indeks DXY) tergelincir ke level terendah satu bulan.

Harga emas rata-rata akan sedikit di atas level saat ini di 1.830 dolar AS per ounce untuk sisa 2021 sebelum turun pada 2022, jajak pendapat Reuters menunjukkan.

Perak melonjak 2,8 persen menjadi 25,62 dolar AS per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 16 Juli. Platinum bertambah 0,1 persen menjadi 1.065,61 dolar AS per ounce, dan paladium naik 0,8 persen menjadi 2.647,62 dolar AS per ounce.

Exit mobile version