PADANG, KLIKPOSITIF
– Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade menyampaikan bahwa harga LPG atau elpiji 3 kg di tingkat pengecer dan warung di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatra Barat (Sumbar), mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu per tabung.
Harga itu, kata dia, juga terjadi di kabupaten/kota lain di Sumbar, meski harganya tak setinggi di Pasbar. Untuk itu, Ia pun meminta PT Pertamina (Persero) melakukan investigasi ke lapangan terkait melambungnya harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg tersebut.
Menurutnya, kondisi ini sangat meresahkan dan merugikan rakyat. Jika dibiarkan, maka oknum-oknum yang bermain akan untung besar dan warga akan sangat dirugikan. Ketua DPD Gerindra Sumbar itu menyebut harga tersebut jauh melampaui angka yang telah ditetapkan pemerintah.
Dalam Peraturan Gubernur Sumbar Nomor 95 Tahun 2014 tentang Harga Eceran Tertinggi LPG Tabung 3 kg disebutkan bahwa harga ecer terendah adalah Rp 18.600 per tabung.
“Saya ingin memberikan masukan bahwa ada laporan dari Kabupaten Pasaman Barat bahwa masyarakat mengeluh, karena LPG 3 kg di eceran dan warung-warung, harganya mencapai Rp30 ribu bahkan sampai Rp45 ribu per tabung,” kata Andre dalam keterangannya.
Hal itu diungkapkan Andre yang juga ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati di Gedung DPR, Jakarta.
Andre mengatakan melambungnya harga LPG 3 kg di tingkat pengecer telah menambah beban masyarakat di tengah ekonomi yang sedang melambat akibat pandemi.
Oleh karena itu, Ketua FORKI Sumbar ini meminta Dirut PT Pertamina menerjunkan anak buahnya untuk melakukan investigasi terkait melambungnya harga LPG 3 Kg di Sumbar.
“Saya meminta Pertamina menginvestigasi ini karena laporan yang saya dapatkan bahwa pasokan tidak terganggu, pasokan lancar, dan tidak ada kekurangan pasokan di Sumbar.
“Yang ada itu, kenapa di warung-warung dan di tingkat pengecer harganya jauh lebih mahal bahkan sampai Rp 45 ribu per tabung. Jadi mohon ini diinvestigasi sehingga masyarakat tidak mendapatkan beban berat,” kata Andre. (*)