Harga Biji Pinang di Pessel Berfluktuasi, Kini Rp 17 Ribu Per Kilogram

Harga baru mulai naik dalam bulan November 20 21 ini, sebelum sempat turun di harga Rp 11 ribu, setelah sempat naik di harga Rp 23 ribu.

Pengelolaan biji Pinang

Pengelolaan biji Pinang (Kiki Julnasri/Klikpositif.com)

PESSEL , KLIKPOSITIF– Harga komoditi biji Pinang kering di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat berfluktuasi. Meski sempat turun, kini kembali merangkak naik.

Pantauan KLIKPOSITIF, fluktuasi harga biji Pinang di tingkat petani ini terjadi sepanjang 2021 ini. Meski sempat, di harga tertinggi Rp 23 ribu per kilogram, kini kembali turun di harga Rp 17 ribu.

Menurut petani, harga Rp17 ribu ini, baru mulai naik dalam bulan November 20 21 ini, sebelum sempat turun di harga Rp 11 ribu, setelah sempat naik di harga Rp 23 ribu.

“Rp17 ribu baru naik di November ini, sebelumnya sempat turun di harga Rp 11 ribu sekilo (perkilogram),” ungkap Jeli (30) seorang petani Pinang di Kecamatan Lengayang, Pessel saat ditemui KLIKPOSITIF, Selasa 30 November 2021.

Sebelumnya, harga Rp23 per kilogram ini terpantau pada September 2021. Harga Rp23 merupakan harga paling tertinggi dirasakan petani dan pemilik kebun Pinang di Pessel. “Ya, setau kami ya baru Rp23 ribu yang paling tinggi. Biasanya Rp 7 sampai Rp 11 ribu (per kilogram),” terangnya.

Kesempatan itu, Frengki salah seorang pengepul biji pinang di Lengayang membenarkan, fluktuasi harga biji Pinang di daerah itu. Menurutnya, turun naik harga pinang di daerah itu, dipengaruhi stok dari pasokan yang dihasilkan petani. “Jika hasil gudang sedang menumpuk akan turun. Jadi tergantung gudang,” terangnya.

Lanjutnya, untuk harga saat ini, ia sendiri tidak bisa memastikan akan bertahan sampai kapan, karena harga pinang di daerah itu tergantung harga dari gudang.

“Kalau di Padang harganya naik, ya naik. Semua ya, tergantung gudang,” tutupnya.

Exit mobile version