PADANG, KLIKPOSITIF
– Sebanyak 20 orang guru yang berasal dari dua sekolah, SMP 24 Padang dan SMP 38 Padang mengikuti pelatihan pembuatan bahan ajar virtual reality yang diadakan oleh Universitas Andalas yang bekerja sama dengan MileaLab dari Jakarta. Pelatihan yang diadakan secara daring ini dilaksanakan selama satu bulan, yakni dari 6 s.d. 21 Oktober 2021 atau setara 32 jam pembelajaran.
Kepala Sekolah SMPN 24 Padang, Dwifa Kesuma, S.Pd. dan Kepala Sekolah PLT SMPN 38 Padang mendukung penuh pelatihan yang diadakan guru-guru ini agar dapat meningkatkan kemampuan para guru dalam menyiapkan bahan ajar dan juga mendorong guru menghadirkan konten virtual reality untuk para siswa.
Pelatihan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang digagas oleh dosen Universitas Andalas yang terdiri atas Boby Febri Krisdianto, Arif Rohman Mansur, Ika Sari Wahyuni, Ria Febrina, Meza Silvana, Nefry Puteri, dan Dwi Welly; serta mahasiswa yang terdiri atas Taufik Febriyanton dan Annisa Rahma Yuni. Pelatihan ini merupakan bentuk pengabdian dosen yang tergabung dalam Program Kemitraan Masyarakat Membantu Usaha Berkembang.
Meza Silvana, M.T., tim pengabdian yang juga merupakan dosen Universitas Andalas, menyatakan bahwa pelatihan pembuatan ajar virtual reality dirancang dengan prinsip andragogi, yaitu peserta didik memiliki hak didengarkan dan dihargai pengalamannya.
“Misalnya, ada sesi yang disajikan untuk melakukan refleksi dan memberikan feedback secara terbuka terhadap karya para guru. Mereka berhak mendapatkan pertimbangan ide,” ungkap dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas ini.
Selama pelatihan pun, para guru mendapatkan sejumlah topik materi virtual reality berupa (1) prinsip dasar virtual reality dan penggunaanya dalam pendidikan; (2) praktik pengenalan fitur aplikasi Millealab; (3) perancangan konsep dan pembuatan konsep dan penbuatan template konten virtual reality; (4) review, konsep, dan pembuatan template konten virtual reality; serta (5) pembuatan dan pengembangan konten virtual reality menggunakan Millealab.
Berdasarkan materi tersebut, para guru dapat memilih dan merancang konten pembelajaran sesuai dengan tujuan dan capaian pembelajaran yang ada dalam silabus pembelajaran. Guru dapat membuat konten, baik berupa skenario kasus atau discovery learning. Setelah itu, peserta diberikan waktu di luar pelatihan untuk membuat konten sekreatif mungkin dengan segala fitur yang ada, termasuk dari video Youtube, video 360 derajat, atau merekam gambar dan suara guru sendiri. Hal ini dilakukan dalam rangka mencipatkan lingkungan belajar yang familiar dalam dunia virtual reality.
Selama masa pelatihan, masing-masing peserta mendapat pengulangan atau perbaikan konten virtual reality berdasarkan feedback dari para trainer. Pada akhir sesi pelatihan pun, setiap peserta mendiseminasikan hasil karya mereka kepada pendidik lainnya dengan mengirim kode kelas mereka agar dapat dilihat oleh semua orang.
“Peserta lainnya dapat melihat konten tersebut setelah mengunduh aplikasi android MileaLab di smartphone mereka, ” ungkap ketua pelaksana, Boby Febri Krisdianto.
Yulia Susanti Zaman Praaksara, guru SMPN 38 Padang, menyatakan bahwa ia dan teman-temannya benar-benar mendapatkan ilmu baru melalui pelatihan ini. “Kami senang karena mendapat ilmu dari dosen Universitas Andalas dan Millealabs, khususnya dalam hal membuat konten virtual reality. Ilmu ini sangat bermanfaat dalam menjadikan guru lebih kreatif dalam mengelola kelas,” ujarnya.
Jelita, tim trainer dari Millealab juga melihat adanya proses yang bagus yang ditunjukkan oleh para guru yang menjadi peserta pelatihan. Ia bahkan menyatakan siap untuk melakukan kerja sama selanjutnya dengan tim dosen pengabdian Universitas Andalas agar lebih banyak lagi para guru di Sumatera Barat yang menerapkan virtual reality di sekolah.
“Jika Universitas Andalas akan membuka Padang Virtual Community Education, kamisiap berkontribusi. Kami berharap tahun depan dapat melaksanakan pelatihan dasar pembuatan virtual reality dan design gambar animasi 3D bagi masyrakat yang tertarik dengan teknologi virtual reality,” ungkapnya.
Kepala SMP 24 Padang, Dwifa Kesuma S.Pd., juga siap untuk mengadakan kerja sama lebih lanjut dengan Universitas Andalas. Ia berterima kasih kepada Universitas Andalas karena sudah memilih SMPN 24 sebagai sekolah percontohan untuk penerapan virtual reality di Kota Padang.