KLIKPOSITIF – Warga yang bermukim di radius 3 kilometer dari kawah Verbeek Gunung Marapi harus waspada dengan aktivitas erupsi gunung itu.
Sebab sepanjang Januari 2025 ini, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Marapi mencatat 14 kali mengalami erupsi.
Erupsi yang terjadi selama Januari 2025 ini terjadi dengan tinggi kolom abu vulkanik yang bervariasi.
“Gunung Marapi masih dalam fase erupsi, jadi dari letusan dan deformasi gunung api juga fluktuatif,” kata Petugas PGA Gunung Marapi, Teguh.
Berdasarkan data PGA Gunung Marapi letusan pertama di awal 2025 terjadi pada 4 Januari 2025 dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter.
Abu vulkanik teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara, dan timur laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter dengan durasi sekitar 1 menit 40 detik.
Erupsi kemudian juga terjadi pada 19 hingga 26 Januari 2025. Dimana gunung dengan tinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) tersebut mengalami erupsi berturut-turut.
Bahkan, pada 22 dan 26 Januari gunung api yang saat ini berada pada level II atau waspada itu mengalami dua kali letusan dalam satu hari.
Petugas mencatat abu vulkanik teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,2 milimeter dengan durasi sekitar 29 detik.
Mengingat erupsi Gunung Marapi yang masih berfluktuatif, PGA mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Rekomendasi tersebut di antaranya masyarakat, pendaki atau pengunjung diminta tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Selain itu, PVMBG juga mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi.
Tujuannya agar masyarakaty selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.(*)