Gila, Perempuan Muda di China Potong Saraf di Kaki Demi Betis yang Terlihat Lebih Ramping

Sebuah tren kecantikan ekstrem dan membahayakan viral baru-baru ini di China, di mana banyak perempuan muda yang memutuskan saraf di kaki melalui prosedur operasi untuk membuat betis tampak lebih ramping

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Sebuah tren kecantikan ekstrem dan membahayakan viral baru-baru ini di China, di mana banyak perempuan muda yang memutuskan saraf di kaki melalui prosedur operasi untuk membuat betis tampak lebih ramping.

Tindakan gila yang dijuluki “calf blok” atau “pemblokiran betis” ini membuat perempuan muda dan sehat memotong secara permanen saraf di kaki mereka, yang disebut kurang penting untuk menghentikan pertumbuhan otot betis mereka. Efeknya, kaki bagian bawah mereka tampak lebih ramping dan tegak.

Dilansir Oddity Central. Dr. Zeng Chun, Wakil Direktur Departemen Bedah Sendi dan Kedokteran Olahraga, Rumah Sakit Afiliasi 3 dari Universitas Kedokteran Selatan, mengatakan bahwa dia terkejut ketika pertama kali mengetahui bahwa banyak perempuan pmuda dengan sengaja memotong saraf kaki mereka.

“Pasien dengan cedera saraf dan atrofi otot betis mengalami rasa sakit yang terus-menerus, dan sangat ingin menemukan cara untuk pulih. Saya tidak menyangka ada orang sehat yang secara aktif merusak saraf mereka,” kata Dr. Zeng, seraya menambahkan bahwa tidak ada yang namanya saraf yang kurang penting, dan sekali saraf rusak, kemungkinan besar tidak pernah pulih sepenuhnya.

Surat kabar China melaporkan bahwa istilah “calf block” memang sering muncul di forum internet terkait kecantikan dan grup media sosial, di mana orang bertukar saran dan trik untuk mendapatkan betis yang lebih ramping. Sayangnya, hanya sedikit dari mereka yang menyadari konsekuensi yang menghancurkan dari prosedur pembedahan.

Pada halaman Good Doctor Online, sumber informasi kesehatan online populer di China, seorang gadis yang menjalani prosedur ini mengeluh bahwa dua bulan setelah operasi dia tidak bisa berjalan dengan benar, kaki bagian bawahnya selalu mati rasa dan dia tidak bisa berdiri denganjari kakinya lagi. Dia khawatir, takut dan bertanya kepada dokter apakah ada cara untuk memperbaikinya.

Banyak perempuan muda itu yang akhirnya menyalahkan blogger dan vloggers kecantikan karena mempromosikan jenis prosedur ini. Para gadis yang menjalani operasi yang tidak terbukti secara ilmiah ini seakan putus asa untuk mencapai standar kecantikan yang tidak realistis.

Sayangnya, ini bukan satu-satunya tren kecantikan yang mengejutkan. Beberapa waktu yang lalu ramai tentang Snapchat dysmorphia, hingga tren kecantikan “bibir tanduk kerbau” Thailand dan obsesi masyarakat Vietnam pada kulit putih.

Sumber : suara.com

Exit mobile version