PADANG, KLIKPOSITIF — Untuk mendukung program Generasi Emas 2045, PT Semen Padang yang merupakan bagian dari SIG sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) untuk tiga Kecamatan di Kota Padang, yaitu, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung dan Pauh, menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK), Selasa (21/5/2024).
Bertempat di Diklat PT Semen Padang, pelatihan yang diikuti oleh TPK di kecamatan yang berada di lingkungan perusahaan PT Semen Padang itu, dibuka oleh Penjabat (Pj) Walikota Padang Andree Harmadi Algamar, dan dihadiri Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Dedi M Siddiq, Camat dan sejumlah Lurah di Lubuk Kilangan, Pauh dan Lubuk Begalung.
Pelatihan tersebut, menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar dr. Lila Yanwar MARS, Kepala DP3AP2KB Kota Padang Eri Sandjaya, Teknikal Sistem Satgas Stunting Kota Padang Budi Mulia, Kepala Kemenag Kota Padang Edy Oktafiandi, dan Guru Besar Fakultas Pertanian Unand Prof.Dr. Ir. Puti Raudha Thaib, M.P.
Pada kesempatan itu Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Dedi M Siddiq menyerahkan secara simbolis bantuan Program Anak Stunting Semen Padang (PASS) untuk Kecamatan Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung dan Pauh, senilai 150 juta, kepada Pj Walikota Padang Andree Harmadi Algamar.
Pj Walikota Padang Andree Harmadi Algamar mengapresiasi PT Semen Padang yang sejauh ini telah peduli terhadap stunting di Kota Padang, khususnya di Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung dan Pauh. Dan menurutnya, berbagai kegiatan pencegahan stunting yang selama ini dilakukan PT Semen Padang, semakin membuktikan bahwa PT Semen Padang sangat peduli terhadap permasalahan sosial di Kota Padang.
“Ini adalah bukti bahwa Semen Padang itu respek dan tanggap. Saya selalu yakin dengan tagline Semen Padang “Kami Telah Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkannya”. Untuk itu, saya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Semen Padang yang telah peduli dan ikut berkolaborasi bersama pemerintah daerah dalam menekan angka stunting,” kata Andree.
Lulusan STPDN tahun 2004 itu juga menyampaikan bahwa permasalahan stunting bukan tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga tanggung jawab bersama. Karena, permasalahan tersebut tidak terlepas dari kebersihan lingkungan dan kebutuhan gizi sejak 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak bayi dalam kandungan sampai berusia 2 tahun.
“Ini harus diperhatikan. Jangan sampai untuk beli kebutuhan gizi balita uangnya tidak ada, tapi untuk beli rokok ada. Ingat, resiko stunting itu berbahaya untuk masa depan anak. Stunting itu bukan hanya ukuran tubuh anak kerdil saja dan gizi buruk, stunting itu juga membuat otak anak lambat tumbuh. Ini harus diperhatikan oleh orangtua,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan PT Semen Padang Iskandar Z Lubis mengatakan, pelatihan peningkatan kapasitas TPK ini merupakan program lanjutan dari tahun sebelumnya, yaitu program Cegah Stunting (Ceting).
“Ini tanggung jawab kita bersama dan program ini juga selaras dengan progam keberlanjutan perusahaan serta merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya. Program ini telah dimulai sejak 2022,” kata Iskandar.
Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Dedi M Siddiq menambahkan, PT Semen Padang berkomitmen penuh dalam penanganan Stunting sejak tahun 2022 lalu melalui PASS yaitu Program Anak Stunting Semen Padang dengan taggline Stunting Lewat Anak Sehat.
“Alhamdulillah, dari sekian banyak kasus stunting di Lubuk Kilangan, Pauh dan Lubuk Begalung, angka wisudanya di atas angka wisuda nasional. Rata-rata 18-25 persen. Mudah-mudahan di tahun 2025 nanti, angka stunting di kecamatan di lingkungan Semen Padang ini bisa diturunkan lagi,” kata Dedi M Siddiq.
PT Semen Padang yang merupakan bagian dari SIG lanjutnya, akan selalu aktif untuk mendukung program Ceting di sekitar perusahaan. Mudah-mudahan, berbagai upaya yang dilakukan PT Semen Padang dalam menekan angka stunting ini, termasuk pelatihan peningkatan kapasitas TPK, dapat mengentaskan persoalan stunting yang merupakan salah satu permasalahan sosial di Kota Padang dan Indonesia pada umumnya.
“Untuk itu, kami juga berharap dukungan dari Pemko Padang. Mari kita bersama-sama untuk menyelesaikan permasalahan sosial ini. Ke depannya, selain terus memberikan bantuan makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil, kami pun juga akan menyasar program-program lainnya yang bisa mengentaskan permasalahan stunting. Karena, preventif lebih baik dengan reaktif,” ujarnya.
Teknikal Sistem Satgas Stunting Kota Padang Budi Mulia dalam materinya juga mengajak TPK untuk mengoptimalkan perannya. Mulai dari mendeteksi dini faktor resiko stunting, baik spesifik maupun yang sensitif, serta melakukan pendampingan dan surveilans melalui penyuluhan, fasilitas pelayanan rujukan, dan penerimaan bantuan sosial.
“TPK harus bekerja team work yang dikoordinir oleh bidan atau PKK untuk mengindentifikasi faktor resiko, serta memberikan pendampingan tidak hanya pada balita atau anak stunting, tapi juga kepada kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan anak usia 0-2 tahun. Ini harus dioptimalkan, sehingga ke depan dapat menurunkan prevalensi stunting,” katanya.