KLIKPOSITIF – Fluktuasi harga pangan tak pengaruhi harga pasar di Padang Panjang pada minggu kedua Mei 2023. Hasil pemantauan harga minggu II Mei, ada 20 komoditas mengalami fluktuasi harga. Sebanyak 13 komoditas mengalami kenaikan harga dan tujuh lainnya mengalami penurunan harga.
“Sebagian besar berfluktuasi ringan dan tidak mempengaruhi stabilitas transaksi di Pasar Pusat Padang Panjang,” kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Sonny Budaya Putra, Senin, 15 Mei 2023.
Berdasarkan informasi dari Kepala BPS Padang Panjang, Arius Jonaidi, IPH untuk minggu kedua Mei ini minus 1.600 atau terjadi penurunan. Komoditi utama yang berkontribusi untuk penurunan ini adalah cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Sementara itu Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si menyampaikan, pada April lalu Sumatera Barat termasuk lima tertinggi penyumbang inflasi. Namun tidak ada kabupaten dan kota di Sumbar yang masuk 10 besar inflasi tertinggi pada bulan itu.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan ada 10 daerah yang alami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi. Khusus di Pulau Sumatera termasuk di dalamnya Kabupaten Sijunjung.
Komoditas utama yang mempengaruhi kenaikan IPH di antaranya bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Sebaliknya komoditi yang mempengaruhi penurunan IPH yaitu cabai merah, cabai rawit dan beras.
Transportasi udara penyumbang inflasi tertinggi pada April lalu yang disebabkan harga avtur (bahan bakar penerbangan) yang tinggi.
“Hal ini sudah kita laporkan ke Presiden dan akan dirapatkan khusus di tingkat pusat,” kata Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian saat memimpin Rapat Pengendalian Inflasi yang diikuti Pemerintah Kota Padang Panjang via Zoom Meeting di Aula VIP Balai Kota, Senin (15/5).
Dari Padang Panjang rapat diikuti Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Sonny Budaya Putra, A P, M.Si bersama Forkopimda, dan instansi terkait.
Mendagri Tito juga memaparkan kondisi inflasi di Indonesia pada bulan lalu berada diangka 4,33 persen. Terutama tarif angkutan udara menjadi penyumbang inflasi paling signifikan. “Ini memerlukan penanganan Pemerintah Pusat terutama Kementerian Perhubungan,” katanya.
Menurutnya, tarif transportasi seperti avtur dan kargo seharusnya bisa diatur pemerintah, bukan berdasarkan mekanisme pasar. Ia menyebut harga avtur di Indonesia bahkan lebih tinggi daripada di Singapura. Hal ini disebabkan distribusi avtur yang masih memerlukan transportasi untuk memindahkan avtur dari satu daerah ke daerah lainnya.
Penulis: Heri Efrianto