Festival Maek, Upaya Memancing Arkeolog Teliti Lebih soal Peradaban

PADANG, KLIKPOSITIF – Dinas Kebudayaan Sumatera Barat akan melaksanakan Festival Maek pada 17 s/d 20 Juli 2024. Kegiatan ini terlaksana karena inisiasi kegiatan Pokok-pokok pikiran (Pokir) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat, Supardi.

Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin mengatakan, kegiatan ini akan dilaksanakan dalam tiga bagian, yakni pra event/festival, festival dan pascafestival.

Pra festival terdiri dari beberapa kegiatan, yakni, workshop yang dilaksanakan pada 8-10 Mei 2024 di Nagari Maek . Kemudian Residensi 11-30 Juni 2024 di Nagari Maek, Pameran pada 14-16 Juli 2024 di Gedung Gambir Kota Payakumbuh.

Kemudian pelaksanaan diskusi, 14-16 Juli 2024 di Aula Kantor Walikota dan Agamjua Art and Cafe Culture. “Untuk festival dilaksanakan pada 17-20 Juli di Nagari Maek, 50 Kota (Pertunjukan dan Diskusi). Pascafestival 24 Agustus 2024 di Agamjua Art and Cafe Culture,” katanya.

Direktur Festival Maek, Dony Eros mengatakan, kegiatan ini merupakan inisiasi dari Pokok-pokok Pikiran (Pokir) Ketua DPRD Sumbar, Supardi. Kegiatan ini merupakan kolaborasi yang dilakasanakan di Maek bersama anak nagari Maek bersama komposer dari Australia, Jerman, dan Indonesia.

“Festival ini nantinya akan melakukan berbagai rangkaian kegiatan, diantaranya penulisan, fotografi dan penelitian serta merespon Maek yang lebih kritis dan kreatif. Disisi lain, hasil residensi yang dilaksanakan selama festival ini akan menghasilkan penulisan feature menambah khazanah Maek dalam bentuk populer,” jelasnya.

Selain itu, festival ini juga memancing arkeolog luar negeri untuk datang ke Maek meneliti lebih lanjut soal peradaban yang berkembang di daerah itu.

“Nantinya juga akan ada diskusi internasional dengan berbagai topik dan pembicara dari Jepang, Mesir, BRIN, Dirjen Kebudayaan, dan pembicara Indonesia. Kemudian juga pertunjukan workshop anak nagari Maek dengan pelatih internasional,” paparnya.

Ketua DPRD Sumbar, Supardi mengatakan, inisiasi mengenalkan Maek ke seluruh dunia sebenarnya sudah dimulai sejak 2009.

“Ini mimpi lama yang akhirnya terwujud agar ini jadi kajian bagi pakar-pakar arkeolog. Namun tak menarik walaupun sudah di rehab sejak 2009. Sejak tahun 2022 hal ini di angkat lagi bahwa kegiatan ini bisa dilakukan. 2023 bersama Dinas Kebudayaan, kurator dan akademisi Unand berangkat ke UGM untuk melakukan eskafasi soal tengkorak yang ada di Maek untuk dilakukan penelitian. Hasilnya, di UGM hanya bisa melihat hasil eskafasi soal tengkorak,” paparnya.

Ia mengatakan, banyak misteri yang harus di ungkap di Maek. Maek adalah pengungkapan misteri peradaban tertua dan juga merupakan upaya dalam meningkatkan pariwisata Sumbar melalui peradaban. “Peradaban ini nantinya juga akan membangkitkan pariwisata melalui kebudayaan. Kesiapan negara luar yang akan berpartisipasi dalam hal ini antara lain, Singapura, Timor Timur, Australia,” paparnya.

Exit mobile version