Festival Hoyak Tabuik Berlangsung 2 Pekan, Ini Harapan Pemko

anggaran pembuatan tabuik pariaman

ilustasi tabuik

PARIAMAN, KLIKPOSITIF– Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mengatakan, Festival Hoyak Tabuik yang akan digelar pada Agustus 2022 momen untuk mendongkrak perekonomian warga.

Festival Hoyak Tabuik itu rencananya berlangsung selama dua pekan dari tanggal 1 Agustus hingga 14 Agustus 2022.

Selama 16 hari akan ada pemaran mulai dari 30 sampai 14 Agustus depan Pentas Gandoriah.

“Target kami ada 40 pelaku UMKM dan Ekraf, kenapa? karena (pelaksanaan) Tabuik tidak saja sebagai ritual adat tapi ekonomi juga harus bangkit,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Dwi Marhen Yono di Pariaman, Jumat 15 Juli 2022.

Lebih lanjut ia katakan, pameran tersebut nantinya menjual berbagai produk yang produksi dari pelaku usaha dan kreatif Pariaman.

Seperti kuliner, batik, dan pembuatan miniatur tabuik.

Menurut Marhen, untuk memancing kunjungan wisatawan Pemkot Pariaman akan melaksanakan kegiatan seni budaya.

Kegiatan itu berlangsung di Pentas Gandoriah selama dua minggu.

Selain itu, pihaknya juga berupaya mendatangkan peserta Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).

Yang dalam waktu bersamaan melaksanakan rapat kerja nasional di Padang.

Ia mengungkapkan Festival HoyaK Tabuik pada tahun ini mulai dari 30 Juli sampai dengan 14 Agustus.

Jauh lebih lama dari pelaksanaan sebelum-sebelumnya yang hanya 10 hari.

“Lamanya pelaksanaan kegiatan wisata tahunan itu yaitu selain untuk mengejar sektor ekonomi juga mengingat 10 muharam jatuh pada hari kerja dan sekolah,” jelas Marhen.

Marhen menambahkan pihaknya akan mengerahkan sumber daya yang ada untuk menyukseskan dan memeriahkan Festival Hoyak Tabuik tersebut.

Anggran Pembuatan Tabuik

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat menambah anggaran pembuatan dua fisik Tabuik.

Dari yang sebelumnya Rp200 juta menjadi Rp330 juta setelah adanya pertemuan antara pemerintah setempat dengan tokoh tabuik yang difasilitasi oleh DPRD setempat.

“Kami sepakat ada pergeseran anggaran, yang sebelumnya Rp100 juta sekarang Rp165 juta per tabuik,” kata Dwi Marhen.

Menurut Marhen, permasalahan sebelumnya hanya terkait komunikasi dengan tokoh tabuik.

Karena keterlambatan menyerahkan rencana anggaran biaya sehingga anggaran alokasi anggarannya sedikit.

  • *
    👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.

Exit mobile version