Faterna Unand dan PT Semen Padang Dorong Pemberdayaan Petani Kopi Bantjah melalui POC-Kefir

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PADANG, KLIKPOSITIF — Fakultas Peternakan (Faterna) Universitas Andalas (Unand) dan PT Semen Padang bersinergi untuk mendukung pemberdayaan petani kopi di kawasan Bantjah, melalui kegiatan sosialisasi Pemanfaatan dan Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) Kefir, Selasa (19/11/2024).

Bertempat di Masjid Jabal Nur, Jalan Bantjah, Limau Manis Selatan, Kecamatan Pauh, Kota Padang, sosialisasi ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus mendorong praktik pertanian ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah peternakan.

Sosialisasi yang diikuti oleh Kelompok Tani Kopi Bantjah Hutan Kemasyarakatan (HKm) Sikayan Balumuik itu dibuka oleh Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Ilham Akbar, dan turut dihadiri oleh sejumlah pengurus HKm Sikayan Balumuik.

Kemudian dari Faterna Unand, turut hadir anggota tim Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus pemateri sosialisasi. Mereka terdiri dari Dr. Ir. Amna Suresti, MS, Dr. Rahmi Wati, S.Pt, MSi, Riza Andesca Putra, S.Pt, MP, Ferawati, S.Pt, MP, El Latifa Sri Suharto, S.Pt, M.Si, Tevina Edwin, SPt, MP, dan Noni Novarista, S.Pt.

Dosen Faterna Unand, Amna Suresti, menyampaikan bahwa selain sosialisasi, pihaknya juga akan memberikan pelatihan dan praktek lapangan tentang cara membuat POC-Kefir. Kawasan Bantjah dipilih sebagai tempat sosialisasi, mengingat potensi pembuatan POC-Kefir di kawasan Bantjah sangat besar.

Berbagai bahan baku seperti batang pisang, urine sapi, sisa pakan ternak, dan air kelapa, tersedia di Kawasan ini. “Jadi, setelah sosialisasi akan ada pelatihan dan praktik lapangan. Tujuannya, karena kami ingin petani di sini tidak bergantung pada pupuk kimia yang mahal dan merusak lingkungan,” kata Amna.

Selain lebih ekonomis, POC-Kefir juga memberikan solusi atas tantangan lingkungan. Karena, limbah peternakan yang sebelumnya mencemari lingkungan, kini dapat diolah menjadi pupuk organik yang bernilai tinggi. “Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi petani kopi Bantjah untuk meningkatkan produktivitas lahan mereka sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Dia juga menyampaikan selain menggelar sosialisasi, pada kesempatan itu Faterna Unand juga menyerahkan bantuan POC sebanyak 200 liter. Jumlah ini, kata Amna Surest, cukup untuk memenuhi 32 ha tanaman kopi usia generatif 0-1 tahun. “Penggunaan POC untuk tanaman kopi usia generatif ini komposisinya 1:4,” bebernya.

Sementera itu, Dosen Faterna Unand, Riza Andesca Putra, dalam paparan sosialisasi itu menyampaikan bahwa pupuk organik cair ini disebut POC-Kefir, karena dibuat menggunakan limbah ternak dengan menambahkan EM Whey Kefir sebagai sumber bakteri pengurai bahan organik.

EM Whey Kefir ini termasuk hasil pengolahan susu yang memiliki 300 jenis bakteri, jauh lebih unggul dari pada POC lainnya yang hanya memiliki 25-30 jenis bakteri pengurai. “POC-Kefir ini sangat unggul dalam proses perbaikan kondisi hara tanah, shingga tanah menjadi subur dalam waktu cepat,” katanya.

Pembuatan POC-Kefir ini dapat dilakukan dengan mudah oleh petani menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia di sekitar mereka. Selain batang pisang, jerami, dan sisa pakan ternak, petani juga dapat memanfaatkan air cucian beras dan air kelapa untuk membuat POC-Kefir.

“Proses ini memungkinkan petani untuk mandiri dalam menghasilkan pupuk, mengurangi ketergantungan pada produk kimia, sekaligus meningkatkan kesuburan tanah dalam waktu cepat,” ujarnya.

Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Ilham Akbar, menyampaikan rasa terima kasih kepada tim Faterna Unand atas kolaborasi yang terjalin dalam mendukung petani kopi Bantjah. Sejak 2022, PT Semen Padang telah mendistribusikan lebih dari 16 ribu bibit kopi untuk kawasan Bantjah sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap pemberdayaan masyarakat lokal.

“PT Semen Padang tidak bisa berjalan sendiri. Kami membutuhkan dukungan dari Faterna Unand untuk mendampingi petani kopi Bantjah menuju praktik pertanian yang lebih baik. Kolaborasi ini diharapkan terus berlanjut, terutama dalam pelatihan lanjutan bagi petani untuk memproduksi POC-Kefir secara mandiri,” kata Ilham.

Ketua Kelompok HKM Sikayan Balumuik, Salmi Akhyar, mengungkapkan apresiasinya terhadap program ini. Menurutnya, POC-Kefir memberikan solusi nyata bagi petani yang selama ini kesulitan mendapatkan pupuk kimia karena harganya yang mahal.

“Bahan-bahan untuk membuat POC-Kefir sangat mudah ditemukan di kawasan Bantjah, dan manfaatnya luar biasa untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kami sangat tertarik untuk mempelajari lebih lanjut cara membuatnya, karena ini dapat mendukung keberlanjutan usaha tani kami,” ujar Salmi.

Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan lanjutan, petani kopi Bantjah optimistis mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman mereka. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan di kawasan tersebut.(*)

Exit mobile version