Dulu Usaha Rumahan, Kini Usaha Dapur Mami Kuasai Pasar Retail di Sumbar dan Pekanbaru

Jenis makanan bekunya terdiri dari berbagai macam varian makanan, mulai dari Rendang, Lele, Bakso, Ayam Kampung Cabe merah, kentang, dll.

Ikan Lele, salah satu makanan olahan dari Dapur Mami Bukittinggi (Fitri/KLIKPOSITIF.com)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF – Berawal dari catering rumahan, Usaha Dapur Mami berhasil menguasai pasar retail di Sumatera Barat dan Pekanbaru. Ini merupakan usaha tahunan dengan strategi penjualan yang dijalankan oleh Ami Bunayya, sang pemilik dalam menjalankan usahanya.

Usaha Dapur Mami merupakan salah satu usaha rumahan yang menyediakan makanan olahan cepat saji yang dibekukan ini sehat dan higienis di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Makanan olahan Dapur Mami merupakan makanan setengah matang, yang dihangatkan, lalu langsung di santap.

Maredli Yusna atau yang akrab di sapa Ami Bunayya, sang pemilik berkisah, dulunya ia membuka catering rumahan dan pesanan nasi kotak untuk acara kecil-kecilan di sekitaran Bukittinggi.

“Namun pada tahun 2021 berpikir beralih usaha memproduksi makanan setengah jadi hingga kini dan sudah berjalan dengan baik,” katanya.

Jenis makanan bekunya terdiri dari berbagai macam varian makanan, mulai dari Rendang, Lele, Bakso, Ayam Kampung Cabe merah, kentang, dll.

“Semuanya diproduksi sendiri dengan bahan rumahan yang juga di produksi sendiri tanpa bahan pengawet dengan menggunakan bahan baku premium. Kita berani jamin bahwa produk kita tidak mengandung pengawet, sehingga ini menjadi daya saing kita yang kuat di pasar makanan beku dan bisa dikonsumsi oleh semua jenis usia,” jelasnya.

Untuk pemasarannya di lakukan dengan memanfaatkan pelanggan catering dan nasi kotak yang dulu juga sudah dirintisnya. “Karena hubungan yang kita bangun dan terjaga dengan baik sejak dulu, maka jaringan itu kita manfaatkan dengan baik,” jelasnya.

Usaha makanan Dapur Mami di Kota Bukittinggi (Fitri/KLIKPOSITIF.com)

Selain itu, ia juga mempromosikan usahanya ini dari mulut ke mulut melalui kelompok ibu-ibu yang ada di Kota Bukittinggi. “Selain itu, kita juga bukan sistem PO (Pre Order), sistem COD, dan pengantaran langsung ke alamat secara gratis, sehingga ini mempermudah pelanggan dalam menikmati produk kita,” paparnya.

Ami sendiri menargetkan pasar usahanya untuk ibu pekerja yang sudah seharian di luar rumah. “Target pasar kita untuk pekerja yang saat sore pulang tinggal menghangatkan makanannya dan siap di makan, sehingga menghemat tenaga dan waktu karena sudah lelah bekerja di luar seharian,” katanya saat ditemui di rumahnya di Bukittinggi.

Perkuat Reseller

Bagi Ami, dalam memperluas pasar usahanya, ia membuka peluang besar bagi reseller yang ada di Sumatera Barat dan Pekanbaru dan beberapa kota lainnya.

“Kekuatan Reseller menjadi kunci dalam melakukan pemasaran produk. Kita memperkuat jaringan reseller, sehingga produk kita bisa diterima dengan baik di pasaran. Caranya dengan dengan memberikan harga yang pas bagi mereka dalam menjalankan bisnis ini. Manajemennya saya tata serapi dan sebaik mungkin sehingga mereka juga bertahan dengan produk kita di pasaran,” jelasnya.

Ia memberi kepercayaan penuh kepada resellernya dalam menjual produk ini, sehingga untuk pengurusan izin usaha yang masuk ke pasar retel di luar Kota Bukittinggi sudah dipercayakan kepada reseller. “Sehingga kita hanya menerima hasil bersih dari hasil penjualan,” tuturnya.

Untuk reseller sendiri sudah ada di beberapa kota seperti Kota Bukittinggi, Padang, Pekanbaru, Jambi dan Jakarta. “Bisa dikatakan usaha rumahan ini sudah bisa naik kelas menjadi usaha yang baik karena sudah merambah ke beberapa kota,” jelasnya.

KUR BRI

Dalam mengembangkan usahanya, Ami bersyukur bisa di bantu oleh BRI melalui dana KUR. “Dana KUR dari BRI saya manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan usaha, seperti menambah produk baru dan membeli freezer,” katanya.

Saat ini, ia sudah memiliki beberapa lemari pembeku untuk makanannya dan stok banyak. “Sehingga kapanpun orang mau, kita sudah siap memenuhi permintaannya,” jelasnya.

Senada dengan itu, Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan, untuk penyaluran KUR BRI paling banyak dibiayai adalah perdagangan dan pertanian.

“Hal ini di harapkan bisa memberi manfaat baik bagi UMKM dalam meningkatkan usahanya, baik dari segi peralatan dan hal lainnya dalam mendukung usaha dan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan,” tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Endrizal mengatakan, UMKM di bidang kuliner memiliki perkembangan yang pesat di Sumbar, baik makanan olahan atau usaha makanan di restoran atau kafe.

“Bagi makanan olahan, kita juga mengarahkannya mengembangkan pasar yang lebih luas dengan memasarkan melalui platform penjualan digital, sehingga tak hanya pasar Sumbar,” jelasnya.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unand, Prof.Dr.Harif Amali Rivai., S.E., M.Si melihat pendanaan KUR yang menjadi salah satu program pemerintah dalam dunia usaha memberi efek baik.

“Pendanaan KUR yang sudah menjadi program pemerintah yang memberikan efek terhadap pengembangan usaha secara signifikan. Dengan demikian permasalahan permodalan sudah dapat diatasi sehingga pelaku bisnis memiliki kesempatan untuk perluasan usaha, meningkatnya laba, meningkatnya jangkauan pasar dan kesejahteraan mereka juga akan meningkat,” katanya saat dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis, 21 Maret 2024.

Menurutnya, usaha mikro yang naik kelas menjadi usaha menengah atau menjadi usaha besar akan melakukan penjualan secara besar, bahkan akan melakukan ekspor sehingga akan meningkatkan devisa negara juga.

Exit mobile version