PADANG,KLIKPOSITIF – Dunia wisata di Sumatra Barat beberapa pekan belakang ini sedang heboh dengan hadirnya satu destinasi baru yang tampil begitu berbeda. Geosite Goa Kelelawar Padayo di Indarung, Lubuk Kilangan Kota Padang menawarkan pengalaman berwisata yang tidak biasa. Dengan hanya berjarak kurang lebih tiga puluh lima menit berkendara dari pusat Kota Padang yang sibuk, para pengunjung akan dihadapkan pada bentang alam yang memberi hawa segar, rute perjalanan yang menantang, dan sensasi ketenangan jauh dari segala kebisingan kota.
Geosite ini telah dikunjungi oleh banyak wisatawan, baik tua maupun muda, anak-anak dan keluarga dari berbagai daerah. Meski begitu, Geosite Goa Kelelawar Padayo memiliki sejumlah fakta menarik yang barangkali tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum. Memahami fakta-fakta tentang Goa Kelelawar Padayo ini bisa menjadi modal awal untuk lebih menikmati berwisata ke geosite ini.
Berawal dari Lautan
Goa Kelelawar Padayo ini ternyata merupakan sebuah lautan. Ratusan juta tahun yang lalu, lokasi yang menjadi tempat Goa Kelelawar Padayo kini berada diperkirakan merupakan bagian dari lautan. Hal ini diungkapkan oleh Dian Hadiansyah, seorang geolog dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Dian menjelaskan dari kondisi bebatuan dan proses geologi pada penciptaannya dapat diperkirakan lokasi Goa Kelelawar Padayo ini merupakan lautan dangkal.
“Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Yang pertama daerah Indarung ini dahulunya merupakan lautan. Dan yang kedua, batuan atau lokasi goa sekarang itu terangkat akibat aktivitas tektonik. Sehingga ia menjadi lebih tinggi dari posisi asalnya,” kata Dian.
Harus dipahami juga, jika proses alamiah terciptanya Goa Kelelawar Padayo ini terjadi dalam jangka waktu yang begitu panjang. Dari bebatuan yang menyusun goa ini terdiri dari batuan gamping atau batu-batuan kapur. Jenis batuan ini berasal dari kumpulan atau endapan makhluk hidup yang berhabitat di lautan. Misalnya dari endapan cangkang kerang, siput, berbagai jenis plankton, ganggang atau algae, dan juga berasal dari kerangka hewan-hewan lainnya.
Goa Berusia Jutaan Tahun
Merujuk pendapat ahli, kasrt dimaknai sebagai wilayah yang memiliki karakteristik bentang alam yang unik. Proses penciptaannya terjadi akibat pelarutan batuan oleh sumber air alami. Selain itu, lokasinya juga berada pada daerah dengan curah hujan tinggi. Batuannya pun bersifat padat dan berlapis-lapis tipis. Kondisi ini secara umum menggambarkan kart atau bebatuan di Goa Kelelawar Padayo.
Goa Kelelawar Padayo, kata Dian lagi, tercipta akibat adanya pelarutan dari air hujan. Kemudian terbentuklah celah-celah yang dalam jangka waktu ratusan hingga jutaan tahun membentuk sebuah goa. Dan Goa Kelelawar Padayo ini umurnya diperkirakan mencapai 350 juta tahun yang lalu.
“Goa ini tercipta akibat adanya pelarutan dari air hujan. Sehingga kemudian terbentuklah celah-celah dalam jangka waktu lama, ratusan hingga jutaan tahun baru terbentuklah goa ini,” ujarnya.
Mata Air Penyangga Kehidupan.
Goa Kelelawar Padayo ini merupakan suatu sistem sungai bawah tanah. Jika diklasifikasikan, goa ini termasuk ke dalam tipe spring atau outlet. Artinya goa ini merupakan tempat keluarnya mata air. Sedangkan inlet atau sumber mataairnya berada jauh di atas atau lebih tepatnya jauh di dalam goa. Dian mengatakan dengan karakter tersebut Goa Kelelawar Padayo ini menjadi pusat penyangga kehidupan alam di sekitarnya. Sebagai sumber mata air itu, goa ini wajib untuk dikonservasi dan dijaga.
“Sejak kita memasuki goa, itu sudah bisa dilihat kondisi goa yang selalu basah. Kita bisa lihat air yang merembes dari dinding-dinding goa. Itu semua terjadi karena ternyata goa ini memiliki aliran air yang mengalir pada dindingnya,” tutur Dian.
Dian mengatakan secara umum Goa Kelelawar Padayo merupakan sungai bawah tanah yang sangat dipengaruhi oleh debit air. Misalnya jika debit air meningkat maka air yang berada di dalam goa bisa meluap. Hal itu bisa terjadi ketika curah hujan tinggi. Secara karekater Goa Kelelawar Padayo mirip dengan beberapa goa lain yang ada di Sumatra Barat. Misalnya goa di daerah Sawahlunto, goa di Silokek, Sijunjung, di Dharmasraya, kawasan Kamang, Agam dan juga di Halaban, Limapuluh Kota.
“Namun ini hanya kemiripan karakter. Artinya tidak persis sama. Yang membedakan ini proses geologi dan proses pembentukan di dalamnya,” katanya.
Wisata Edukasi
Geosite Goa Kelelawar Padayo ini hadir berkat kerja sama PT Semen Padang dengan Pemerintahan Kota Padang. Walikota Padang Hendri Septa menyebut jika pengembangan geosite ini menjadi salah satu program unggulan Pemko. Sebuah wisata alam baru di wilayah timur Kota Padang. Salah satu tujuannya untuk menciptakan iklim wisata yang juga dapat memberi edukasi pagi para pengunjungnya.
Dian mengatakan salah satu konsep geowisata di mana para pengunjung bisa berwisata dan juga mendapat pendidikan atau pengetahuan baru. Begitu pun dari sudut pandang konservasi ada penanganan khusus sebuah lokasi geosite agar dapat dijadikan tempat wisata.
Geolog lulusan ITB itu mengatakan setiap goa itu memiliki daya dukung dan daya tampung yang berbeda. Artinya harus ada pengaturan yang baik untuk pengunjung memasuki goa. Karena jika memasuki goa beramai-ramai secara bersamaan dapat menggangu habitat yang ada di goa dan sekitarnya.
“Inilah salah satu edukasi yang harus kita sharing kepada pengunjung. Bahwa berkunjung ke lokasi geosite itu tidak sama seperti berwisata ke mall. Ada karakter dan keunikannya tersendiri. Karena itu harapan kita untuk geowisata ini, pengunjung tidak hanya sekadar selfie saja. Tapi juga ada banyak pengetahuan yang bisa didapatkan oleh pengunjung,” katanya.