PARIAMAN KLIKPOSITIF — Orang Minang tentu kenal dengan “karupuak baguak” atau sering dikenal dengan sebutan Kerupuk Emping. Kuliner jenis makanan ringan itu banyak ditemukan di kedai-kedai nasi di Sumbar, karena diminati oleh masyarakat banyak, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Kerupuk ini memiliki rasa yang khas, sedikit pahit. Bahan baku kerupuk ini adalah buah tanaman Melinjo. Perihal buah Melinjo, diketahui kaya akan antioksidan yang dapat memperkuat ketahanan tubuh dari radikal bebas. Biji Melinjo ini pada umumnya oleh masyarakat sering dijadikan untuk bahan pembuatan emping.
Berdasarkan keterangan pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Pariaman, bagian Perkebunan, Taufik mengatakan, biji melinjo selain dapat digunakan untuk bahan emping ternyata juga bisa diolah dengan cara direbus.
“Ya, aktivitas antioksidan dalam biji Melinjo setara dengan vitamin C. Aktivitas antioksidan melinjo ini diperoleh dari konsentrasi proteinnya yang tinggi, yaitu 90-10 persen untuk setiap biji Melinjo,” jelasnya, Selasa 23 April 2019.
Dia mengatakan, melinjo banyak tumbuh di Kota Pariaman bahkan sampai ke Kabupaten Pariaman, seperti di Nagari Lancang Kanan, Aur Malintang.
“Di sana ada melinjo yang ditanam oleh penduduk, ratusan batang. Olahan melinjo dijadikan makanan atau ramuan sebagai obat-obat tradisi di sana,” ungkap Taufik.
Masyarakat sekitar percaya dan yakin, protein utama pada biji melinjo ini sangat efektif untuk menanggulangi radikal bebas penyebab berbagai macam penyakit seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah, serta penuaan dini.
“Rasa kerupuk emping dari olahan Melinjo ini memiliki rasa yang sangat kas yaitu memiliki rasa pahit. Namun di balik cita rasanya yang pahit, rasanya enak dan juga gurih. Hampir semua kedai-kedai nasi atau restoran terdapat kerupuk dari olahan Melinjo ini, ” kata salah seorang warga, Ismed, petani melinjo, Selasa 23 April 2019 di kebunnya.
Tak hanya rasa, ujarnya lagi, penderita asam urat sangat dianjurkan mengkonsumsi karupuak baguak.
“Bahkan karupuak baguak bisa meningkatkan stamina pada tubuh karena pada biji melinjo memiliki kandungan kalori yang rendah,” jelasnya.
Salah satu warga Sungai Limau, Madi (35 tahun) yang bekerja sebagai pembuat karupuak baguak menuturkan cara mengolah biji melinjo menjadi karupuak baguak.
“Nah untuk membuat karupuak baguak cukup mudah, caranya dengan menghancurkan biji Melinjo hingga halus, biji Melinjo yang sudah halus tadi kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Jika sudah kering langsung bisa di goreng, ” jelas Madi, Selasa 23 April 2019.
Madi tak bekerja sendiri untuk pengolahan tersebut. Dia memperkerjakan orang lain untuk mengolahnya. Satu kilo olahan tersebut diberi upah Rp35 ribu.
“Untuk permintaan karupuak baguak dari pelanggan cukup banyak. Bahkan persedian kami yang terbatas. Untuk harga, satu kilogram dijual seharga Rp85 ribu,” ungkapnya.
Dikatakannya juga, usaha itu bisa dilakukan secara sambilan. Tak butuh waktu lama dan tenaga yang banyak. Namun bisa diandalkan untuk membeli keperluan dapur.
[Rehasa]