DHARMASRAYA, KLIKPOSITIF – Di pandang sukses menghelat festival Pamalayu yang di tabuh beberapa tahun yang lalu, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan berencana akan menabuh kembali kegiatan tersebut. Namun karena bumi pertiwi bahkan dunia di landa pandemi Covid-19, akhirnya rencana tersebut terpaksa di tunda. Dan kini, atau di tahun. 2022, setelah pelaksanaan vaksinasi dirasa sudah dapat membentuk herd imunity, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya mewacanakan akan menghadirkan kembali Festival Pamalayu edisi ke dua.
Tak tanggung-tanggung iven kali ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Jika iven perdana hanya melibatkan Kabupaten Dharmasraya sebagai penyelenggara, maka tahun ini juga akan mengikutsertakan sejumlah kabupaten atau kota sealiran Sungai Batanghari.
Hal itu diungkapkan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Terhadap
rencana tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Kabudayaan mengundang Sutan Riska. Pertemuan dengan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid digelar di Kantor BPCB Provinsi Jambi pada Rabu (23/02) guna membicarakan pematangan rencana kegiatan dimaksud. Turut hadir Gubernur Jambi Al Haris, budayawan Wenri Wanhar, Direktur Perfilman dan Media Baru, Ahmad Mahendra, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi Agus Widyatmoko, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar Novrial, Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Sutan Taufik, dan Anggota DPRD Kabupaten Dharmasraya yang juga Raja Padang Laweh, Sutan Alif Tuanku Bagindo Sutan Muhammad.
Di jelaskan Sutan Riska, di libatkannya daerah-daerah lain di aliran Batanghari didasari karena sungai tersebut menjadi pusaran peradaban tanah Melayu semasa itu. Peristiwa Ekspedisi Pamalayu juga tidak terlepas dari peran besar Batanghari sebagai urat nadinya Pulau Swarnabhumi. Banyak bukti sejarah peradaban masa lalu yang ditemukan disepanjang aliran Batanghari yang layak diangkat kembali pada momentum Festival Pamalayu jilid 2 ini.
Adapun daerah-daerah yang akan ambil bagian adalah Kota Jambi, Kabupaten Muara Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Pemerintah Provinsi Jambi. Kemudian, selain Dharmasraya sebagai pelopor, di Provinsi Sumatera Barat juga akan dilaksanakan sejumlah kegiatan pendukung di Kabupaten Tanah Datar.
“Sebagai pelopor Pestival Pamalayu, tentu saja kita bangga iven gagasan tersebut berhasil masuk sebagai agenda Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Pasalnya kegiatan yang awalnya hanya diagendakan di Dharmasraya akan tetapi mampu menarik minat pemerintah pusat untuk dijadikan sebagai iven yang lebih besar dan komprehensif, ucapnya.
Dalam presentasi awalnya di depan Hilmar Farid, Sutan Riska dan Pemkab Dharmasraya yang bekerjasama dengan Langgam Productions berharap Festival Pamalayu episode kedua bisa memberi pengaruh yang lebih besar seperti sebelumnya terhadap isu yang sekarang sedang menjadi kecemasan.
“Festival Pamalayu episode kedua akan fokus mengangkat isu lingkungan. Di tengah ancaman krisis iklim, krisis pangan, krisis ekonomi dan krisis jati diri, perlu ada kampanye besar-besaran agar krisis tersebut bisa di atasi. Kegiatan akan kembali dihelat dalam kemasan edukatif, entertaint, dan atraktif”, ujar Sutan Riska.
Di katakan Bupati yang juga ketua Apkasi tersebut, sementara rencana rangkaian acara Festival Pamalayu jilid dua yang akan dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya meliputi lidar (drone), Seminar Arkeologi Pulau Sawah dan Padang Roco, drama musikal, arung pamalayu, rangkaian aktivasi area tanah datar dan ekspedisi.
Kegiatan ini selain melibatkan pemerintah dan masyarakat secara umum, juga akan mengundang para jurnalis dan influencer. Dengan demikian diharapkan dapat membantu untuk memproduksi konten-konten menarik, demi menggemakan isu-isu yang di angkat ke seluruh penjuru nusantara.
Guna pematangan rencana kegiatan, Sutan Riska akan melaksanakan pertemuan lebih lanjut dengan Dirjen Kebudayaan, yang diagendakan pada bulan April 2022 di Kabupaten Dharmasraya, urainya