Daya Tarik yang Indah dan Kesetaraan Kunci Desa Wisata Danau di Ateh 50 Besar ADWI 2024

PADANG,KLIKPOSITIF – Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Florida Pardosi mengatakan, daya tarik yang indah dan kesetaraan gender jadi dua kunci keberhasilan Desa Wisata Danau di Ateh masuk 50 besar Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.

“Selain daya tarik yang indah, kesetaraan dalam pengelolaan wisata disini sangat baik. Hal ini terbukti dari 75 persen pengelolaan dilakukan oleh kaum perempuan, sehingga pemberdayaannya benar-benar bagus,” katanya saat melakukan visitasi di Desa Wisata Danau di Ateh, Alahan Panjang Kabupaten Solok, Rabu, 21 Agustus 2024.

Ia mengatakan, pengelolaan yang dilakukan dengan SDM dan kolaborasi yang baik akan membuat desa wisata berjalan baik.

“Peran dari masyarakat, pokdarwis, kepala desa, walinagari dan pemerintah daerah sangat penting dalam hal ini. Ada pemberdayaan, ada kolaborasi dengan berbagai elemen dalam menjalankannya,” katanya.

Disisi lain, Florida menyebut, tantangan bagi desa wisata sendiri di pengaruhi dua hal, yakni Sumber Daya Manusia (SDM) dan lembaga.

“Dua isu ini yang selalu menjadi tantangan bagi desa wisata. Dari kunjungan yang dilakukan ke desa wisata yang ada di Indonesia, dua isu itu menjadi tantangan bagi pengelola atau Pokdarwis dalam keberlanjutan dan tata kelola menjadi tantangan bagi Desa Wisata agar tetap ada,” paparnya.

Salah seorang dewan juri, Ary Suhandi mengatakan, lembaga menjadi kekuatan desa wisata dalam keberlanjutan.

“Peraturan desa menjadi pengikat yang kuat dalam menjalankannya. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci hari ini. Saya melihat potensi desa wisata ini besar ke depannya, sehingga ini harus di jaga dengan baik dalam keberlanjutannya,” paparnya.

Ary juga menyarankan, Sumatera Barat harus membuat polanya sendiri dalam mengembangkan pariwisata. “Karena saya lihat, Sumbar memiliki pola yang sama di setiap desa wisatanya, maka itu akan lebih baik jika di buat modelnya oleh Sumbar sendiri karena lebih tahu,”paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, Armen mengatakan, desa wisata menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam kunjungan wisatawan di Kabupaten Solok.

“Di momen-momen besar, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Solok cukup besar, terutama wisata alam yang memang jadi andalan daerah,” paparnya.

Disisi lain, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga menyebut kunjungan desa wisata jadi penyumbang dalam pergerakan orang di bidang wisata di Sumbar.

“Kunjungan ke desa wisata menjadi pemyumbang yang besar dalam bidang wisata. Namun kita belum punya data yang otentik berapa banyak pengunjung khusus di desa wisata,” kata perwakilan dari Dinas Pariwisata Sumbar.

Target kunjungan wisata sebesar 13,5 juta di tahun 2024 ini optimis akan di capai oleh pemerintah provinsi.

Ketua Pengelola Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang, Vega Denia Surya mengatakan, Desa Wisata Danau di Ateh menghadirkan berbagai ragam wisata yang bisa dinikmati oleh wisatawan, mulai dari makanan khas daerah, cendramata, wisata alam, wisata danau, penginapan, restoran, dll.

“Semuanya di lakukan oleh masyarakat yang ada di sekitaran ini dan 75 persen juga pengelolaannya oleh kaum ibu-ibu, mulai dari makanan, suvenir, batik, dll,” jelasnya.

Untuk batik sendiri, desa wisata ini memiliki motif Terong Pirus dan Lado Lambuik. Pewarnaan dari kain batik ini dilakukan secara alami dari Terong Pirus.

“Kita memproduksinya bersama ibu-ibu dengan dua motif yang sudah di daftarkan di HAKI. Produksinya sudah berjalan sejak awal tahun 2024. Untuk pemasarannya dilakukan melalui platform digital atau menerima pemesanan langsung,” jelasnya.

Exit mobile version