Danau Tuo Koto Sani, Danau yang ‘Terlupakan’

Secara kasat mata, Danau Tuo luasnya tidak lebih dari 4 kali lapangan sepak bola

Wabup Solok Yulfadri Nurdin saat menyisir tepian Danau Tuo

Wabup Solok Yulfadri Nurdin saat menyisir tepian Danau Tuo (Istimewa)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

SOLOK, KLIKPOSITIF — Berbicara soal wisata di Kabupaten Solok, memang tidak ada habisnya, mulai dari wisata budaya, kuliner hingga wisata alam. Selama ini, Kabupaten Solok lebih dikenal dengan 4 buah danaunya, yakni Danau Singkarak, Danau Diatas dan Danau Dibawah serta Danau Talang.

Namun, sebetulnya ada satu danau lagi yang kerap ‘terlupakan’. Danau Tuo, begitulah masyarakat jorong Ujung Ladang Nagari Kotosani, kecamatan X Koto Singkarak, kabupaten Solok. Danau paling kecil di Kabupaten Solok ini terletak di bagian utara Bumi Markisah.

Secara kasat mata, Danau Tuo luasnya tidak lebih dari 4 kali lapangan sepak bola. Dibanding Danau Singkarak, Danau Tuo tidak beriak, Airnya tenang. Setenang masyarakat Koto Sani yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Menurut warga setempat, tidak diketahui pasti sejak kapan Danau tersebut ada. Dan terbentuk secara alami bukan danau buatan seperti bendungan atau embung. Di sekitar Danau, area persawahan warga melengkapi nuansa alami kabupaten agraris yang nyaris berusia 104 tahun tersebut.

Letaknya yang agak jauh, membuat Danau Tuo kerap dilupakan. Boleh dibilang belum ada sentuhan tangan pemerintah kabupaten Solok mengelola potensi Danau Tuo yang kerap hilang dalam hitungan objek wisata kabupaten Solok.

Belakangan, setelah ratusan tahun, Danau Tuo akhirnya mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Solok. Bahkan di beberapa kesempatan, Bupati Solok menyebutkan keberadaan Danau Tuo, terlebih saat membuka festival 4 Danau menyambut hari jadi Kabupaten Solok.

“Sebetulnya kurang pas Nama Festival 4 Danau yang kita angkat, sebab kita memiliki 5 Danau di Kabupaten Solok,” ungkap Gusmal saat membuka Festival 4 Danau di kawasan Dermaga Danau Singkarak.

Selama ini yang familiar di telinga masyarakat hanya Danau Singkarak, Danau Kembar (Danau diatas dan danau dibawah) serta Danau Talang.

Beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Solok juga tak ketinggalan menengok danau yang difungsikan sebagai sumber air masyarakat sekitar. Usai pertemuan ulama Tareqah se-Asean di Pesantren Rabbani Koto Sani, Minggu 2 April 2017.

Menyisir keheningan Danau Tuo, Wabup Solok Berjalan dihamparan sawah dan berdiri lepas di bibir danau yang sudah bisa diakses dengan mobil. Sesekali, sambil berdecak kagum Yulfadri Nurdin menyibak air permukaan danau yang tenang.

“Pesona Danau Tuo, kalau dikelola dengan baik akan sangat menjanjikan bagi perkembangan kepariwisataan kabupaten Solok,” paparnya.

Tak puas dengan persinggahan di ujung sore itu, Wabup Yulfadri Nurdin mengaku akan kembali berkunjung bersama pejabat teknis terkait guna mendengar harapan masyarakat terhadap pengembangan danau Tuo.

Ia antusias mengembangkan potensi danau ini, kecuali karena panorama alam dan lokasinya yang berada di ketinggian, secara historis mungkin saja merupakan danau tertua yang ada di Kabupaten Solok.

“Kita akan coba kembangkan potensi danau ini, secepatnya akan kita rancang grand design danau agar lebih memukau aspek keindahannya untuk mennjadikannya destinasi wisata pilihan di wilayah utara Solok,” kata Yulfadri kemudian.

Sudah terlukis dalam benaknya konsep pengembangan Danau Tuo. Selain disolek sejumlah titik danau, penambahan taman bunga. Wahana wisata air sederhana juga masuk dalam rentetan konsep pengembangan danau tuo.

“Tak cukup hanya dengan konsep, Untuk mewujudkan itu, kita harap pemangku kepentingan mengusulkan pembenahannya melalui Musrenbang dari tingkat nagari,” tutur dia.

Guyuran gerimis menghantar langkah wabup bersama rombongan meninggalkan danau tuo dengan segudang harapan yang siap diwujudkan.

[Syafriadi]

Exit mobile version