Cerita Agen Bola Tarkam di Sumbar yang Membawa Pemain Asing ke Turnamen Kampung

membawa pemain asing ataupun nasional membutuhkan biaya cukup besar.

agen bola tarkam

KLIKPOSITIF – Agen bola tarkam dari Sumatera Barat, Riki Fernando mengungkapkan suka duka membawa pemain asing dan pemain berlabel nasional ke turnamen tarkam.

Menurut Riki, membawa pemain asing ataupun nasional membutuhkan biaya cukup besar.

“Saya pernah mendatangkan pemain asing untuk tarkam di Sangir, Padang Panjang dan Jambi,” kata Riki ‘Tando’ Fernando pada KLIKPOSITIF, Sabtu 15 Juli 2022.

Biasanya pemain tarkam yang datang sesuai permintaan panitia turnamen atau masyarakat.

Tujuan adanya pemain bintang, agar turnamen lebih bergengsi dan penonton terhibur.

“Kadang tarkam ini tidak lagi soal uang. Mereka yang menyelenggarakan ingin ada gengsi, menghibur masyarakat walaupun harus mengeluarkan biaya banyak,” ujar Riki Tando.

Pemain yang pernah dibawa Riki Tando seperti, Mousa Mbamba, Bendjamin Boateng, Cristian Carasco, Ronald Fagundes, Hugo Nicolas dan Silvio Escobar.

Untuk pemain lokal seperti Jandia Eka Putra, Vendry Mofu dan lainnya.

Agen Bola Tarkam Ungkap Bayaran Pemain Asing dan Nasional

Bayaran pemain asing bervariasi. Pemain Afrika Bendjamin Boateng dan Mousa Mbamba misalnya. Tim harus mengeluarkan Rp 1,5 juta untuk sekali main. Biaya itu di luar tiket pesawat pulang pergi, penginapan, makan dan uang saku.

“Mereka dari Tangerang. Untuk penginapan tidak ada masalah. Mereka mau saja nginap di rumah bos pemilik tim. Makan apa pun yang disediakan tuan rumah,” kata mantan pemain PS Bengkulu Divisi Utama ini.

Jika pemain berlabel Liga 1 seperti Jandia dan Mofu, pemilik harus mengeluarkan uang Rp 1 juta sampai Rp 2 juta satu pertandingan.

“Nominalnya tergantung di mana lokasi tarkamnya,” ujar Riki.

Dari sekian pemain itu, ada beberapa pemain yang meminta bayaran lebih. Seperti Carasco dan Edwar Wilson Junior.

“Carasco dan Wilson harganya bisa Rp 2,5 juta satu pertandingan. Untuk makan, Carasco agak beda, karena dia hanya bisa makan pakai ayam,” jelas Riki sambil tertawa.

Hadirnya pemain nasional ataupun pemain asing menurut Riki membuat turnamen tarkam berbeda. Penonton akan membludak karena ingin melihat aksi pemain yang pernah menjadi bintang di Liga Indonesia.

“Biasanya penonton penuh sesak. Bagi panitia yang ingin menghibur masyarakat, ya mereka sukses. Tapi bagi panitia yang ingin cari uang, mereka beruntung dari penjualan tiket,” jelasnya.

Gaji Pemain Tarkam Sumbar

Gaji pemain tarkam Sumbar cukup menjanjikan. Setiap pemain lokal aktif bisa memperoleh bayaran lebih Rp 5 juta sebulan

Bayaran pemain tarkam untuk satu turnamen berbeda-beda. Nominalnya tergantung label pemain.

Misal, untuk pemain Sumbar label Liga 3 yang main Tarkam di Riau bisa menerima bayaran Rp 500 ribu hingga Rp 800 ribu per pertandingan. Honor itu di luar transportasi akomodasi dan makan.

Beda lagi kalau pemain label Liga 2 atau Liga 1. Harganya bisa mencapai Rp 1 juta hingga 2 juta setiap pertandingan.

“Dalam satu tim itu harganya berbeda. Tergantung label pemain,” kata salah satu pemain tarkam sekaligus agen pemain, Angga Pepo.

Sedangkan untuk tarkam wilayah Sumbar, bayaran tertinggi itu sekitar Rp 500 ribu. Nominal tergantung kelas turnamen dan lokasi turnamen. Bayaran terendah sekitar Rp 50 ribu-100 ribu jika main di area Payakumbuh sekitar.

“Selama ini yang bayaran sampai segitu kalau main di Pasaman Barat atau Solok Selatan,” ujar mantan pemain Persepak Payakumbuh.

Walaupun sering menerima bayaran menggiurkan, tidak jarang para pemain tanpa membawa pulang uang setelah pertandingan.

“Kadang sering zonk juga. Misalnya main dengan tim teman,” beber agen asal Limapuluh Kota ini.

Angga membeberkan, menjalani profesi sebagai pemain tarkam cukup menjanjikan. Penghasilan yang didapat dalam sebulan cukup besar.

Bila sedang musim turnamen, setidaknya para pemain tarkam bisa bermain minimal 10-15 pertandingan di Sumbar atau luar Sumbar.

Jika dikalkulasikan, paling sedikit para pemain bisa menerima gaji Rp 5 juta sebulan. Cukup menggiurkan, karena selain bisa melepas hobi juga bisa menghasilkan uang cukup besar.

Hasil itu menurut Angga jauh lebih besar jika dibanding bermain di liga amatir seperti Liga 3.

Exit mobile version