KLIKPOSITIF – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase perokok di Indonesia (usia ≥ 15 tahun) pada tahun tahun 2018 sebesar 32.20%. Angka ini menunjukan peningkatan sebesar 2.95% dari tahun sebelumnya dengan persentase perokok sebesar 29.25%(4).
Sumatera barat merupakan salah satu provinsi dengan persentase perokok diatas angka nasional yaitu sebesar 35.32 % pada tahun 2018. Angka ini juga menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 3.61% dengan persentase merokok pada tahun 2017 sebesar 31.71%. (BPS, 2019) (Kemenkes RI, 2018)
Masalah peningkatan jumlah perokok ini semakin mengkhawatirkan, jika dilihat berdasarkan kelompok umur, usia perokok aktif juga ternyata banyak pada kalangan kelompok usia muda. Global Youth Tobacco Survey (GYTS), sebagai bagian dari Global Tobacco Surveillance System (GTSS), adalah standar global untuk secara sistematis memantau penggunaan tembakau (hisap dan kunyah) oleh generasi muda dan melacak indikator-indikator pengendalian tembakau.
Berikut ini temuan survey GYTS menunjukkan bahwa: sebanyak 19,2% pelajar, 35,6% anak laki-laki, dan 3,5% anak perempuan saat ini menggunakan produk tembakau.; Sebanyak 18,8% pelajar, 35,5% anak laki-laki, dan 2,9% anak perempuan saat ini menghisap tembakau; Sebanyak 19,2% pelajar, 38,3% anak laki-laki, dan 2,4% anak perempuan saat ini menghisap rokok; Sebanyak 1,0% pelajar, 1,4% anak laki-laki, dan 0,7% anak perempuan saat ini menggunakan tembakau kunyah.
Survey yang dilakukan oleh Komunitas Anti Rokok Indonesia (KARI) menunjukkan bahwa jumlah remaja yang merokok setiap tahunnya semakin meningkat. Saat ini terdapat 1,1 miliar penghisap rokok antara usia 9 hingga 12 tahun dan 45 persennya adalah pelajar, dan pada tahun 2025 diperkirakan jumlahnya akan semakin bertambah mencapai 1,7 miliar remaja.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Dosen FKM Unand mengangkat isu ini dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di SMPN 31 Kota Padang, sebagai upaya menekan pertambahan jumlah perokok aktif di kalangan pelajar, dan meningkatkan kesadaran pelajar untuk menjaga dirinya untuk tidak mencoba rokok, dan berusaha untuk berhenti merokok, dan ikut menggencarkan upaya komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pada pelajar agar memahami dan menyadari bahaya merokok.
Kegiatan penyuluhan bahaya merokok ini menyasar siswa SMPN 31 Kota Padang, mulai dari kelas VII hingga kelas IX. Sebanyak 71 orang siswa dan didampingi 4 orang guru yang hadir dan antusias mengikuti materi yang diberikan mengenai bahaya merokok bagi kesehatan secara umum, kandungan zat beracun dalam rokok dan cara pencegahan hingga upaya berhenti merokok. Kegiatan penyuluhan juga diselingi kuis berhadiah dan tanya jawab sehingga siswa semakin tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Penulis: Dosen FKM Unand, Elsi Novnariza