Bundo Kanduang Sumbar Dianugerahi sebagai Tokoh Masyarakat Adat Tahun 2021

Perempuan Minang disebut sebagai Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang. Arti ungkapan tersebut bermakna bahwa perempuan di Minangkabau adalah memiliki kedudukan yang penting dalam kaum dan masyarakat

Penyerahan bonus kepada penerima anugerah di Istana Gubernur Sumbar

Penyerahan bonus kepada penerima anugerah di Istana Gubernur Sumbar (Istimewa)

PADANG, KLIKPOSITIF – Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat (Sumbar), Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, MP dianugerahi sebagai Tokoh Masyarakat Adat, pada kegiatan Anugerah Kebudayaan Indonesia 2021 yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Penyerahan anugerah dilaksanakan oleh Dra. Christriyati Ariani, M.Hum Pamong Budaya Madya dari Kemendikbudristek, kepada Raudha Thaib, disaksikan oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Gemala Ranti, Jumat (24/12) di Istana Gubernur Sumbar.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, peranan perempuan di Minangkabau adalah salah satu hal yang unik dalam kebudayaan di Nusantara. Perempuan ditempatkan dalam posisi yang cukup tinggi pada pengambil keputusan dalam Rumah Gadang di Minangkabau.

Perempuan Minang disebut sebagai Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang. Arti ungkapan tersebut bermakna bahwa perempuan di Minangkabau adalah memiliki kedudukan yang penting dalam kaum dan masyarakat.

“Bundo Kanduang itu tidak hanya menjadi hiasan dalam bentuk fisik saja, tapi kepribadiannya yang harus memahami ketentuan adat yang berlaku, selain tahu dengan malu dan sopan santun juga tahu dengan basa basi dan tahu cara berpakaian yang pantas,” kata Mahyeldi.

Mahyeldi berharap generasi muda bisa memahami terhadap nilai-nilai adat Minangkabau. “Kita berharap kepada tokoh adat atau pemangku adat, seperti Bundo Raudha Thaib yang selalu berperan mengangkat Adat Budaya Minangkabau,” ucapnya.

Namun di era globalisasi sekarang ini, sedikit demi sedikit mulai menggerus nilai — nilai luhur perempuan sebagai tokoh sentral dalam kaum dan masyarakatnya. Perlu adanya Tokoh yang mampu mengembalikan “keagungan” fungsi perempuan di Minangkabau.

Hal inilah yang coba terus dilakukan oleh Prof. DR. Ir. Rhauda Thaib, MP melalui berbagai aktifitas dan karya — karyanya. “Maka sudah patut rasanya kita memberikan reward atas apa yang telah dilakukan beliau selama ini,” tuturnya

Mahyeldi menjelaskan, kehadiran perempuan sebagai bundo kanduang merupakan contoh dan teladan budi bagi masyarakatnya, bagi kaumnya, dan bagi rumah tangganya. Sosok bundo kanduang digambarkan sebagai ibu yang berwibawa, arif bijaksana, suri teladan, memakai raso (rasa) dan pareso (periksa), serta tutur katanya sopan.

Sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan, seorang perempuan yang menjadi Bundo Kanduang tidak hanya menjadi hiasan dalam bentuk fisik saja tapi kepribadiannya sebagai perempuan, kemudian ia harus memahami ketentuan adat yang berlaku, disamping tahu dengan malu dan sopan santun juga tahu dengan basa basi dan tahu cara berpakaian yang pantas.

“Sudah selayaknya Bundo Rhauda Thaib mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Pemberian penghagaan Tokoh Masyarakat Adat ini diharapkan selain sebagai ajang apresiasi terhadap jasanya sebagai Tokoh Adat di Sumatera Barat,” ungkapnya.

Mahyeldi juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek atas penyerahan penghargaan kepada Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, MP. Ini salah satu bukti bahwa Sumatera Barat salah satu daerah yang ikut memajukan kebudayaan Indonesia.

“Hal ini mampu menjadi motivasi bagi perempuan minang lainnya untuk berkarya dan berkiprah demi kemajuan budaya Miangkabau,” imbuhnya.

Pamong Budaya Madya dari Kemendikbudristek, Dra. Christriyati Ariani, M.Hum mengatakan, Anugerah Kebudayaan Indonesia adalah program apresiasi/penghargaan tahunan di bidang kebudayaan dari pemerintah yang diberikan kepada individu, kelompok, dan/atau lembaga yang berkontribusi, berprestasi dan berdedikasi tinggi terhadap upaya Pemajuan Kebudayaan (Pelindungan, Pengembangan, Pembinaan dan Pemanfaatan) Indonesia.

Program ini bentuk komitmen pemerintah terhadap pemajuan kebudayaan dalam rangka pembangunan jati diri dan penguatan karakter Bangsa Indonesia. “Dengan memberikan apresiasi kepada Bundo Raudha Thaib yang telah berkontribusi dan berdedikasi serta memberi dampak positif terhadap masyarakat,” kata Christriyati.

Terpilihnya Bundo Raudha Thaib, bisa mengangkat kebudayaan Minangkabau yang dianggap telah memenuhi kriteria sebagai penerima. “Selamat buat Bundo, semoga ini menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk mempertahankan adat istiadat Minangkabau,” ucapnya.

Perencana Ahli Madya Kemendikbudristek, Agus Setiabudi mengatakan, secara nasional cukup banyak daerah yang mengusulkan tokoh masyarakat adat. Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan Sumbar, selain mengusulkan Raudha Thaib juga ada nama lain, yakni Yus Datuk Perpatih.

Namun, yang masuk dan ditetapkan hanya dua. yakni Raudha Taib dan satu lagi, Bandi (Apai Janggut) Masyarakat Adat Dayak Iban di Dusun Sungai Utik, Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.

Seleksi terhadap penerima anugerah ini dilakukan dengan indikator tokoh masyarakat adat yang diusulkan berdedikasi tinggi terhadap kebudyaan dan memberikan kontribusi dan penghargaan terhadap kemajuan kebudayaan di daerahnya.

Pada kesempatan itu, Bupati Dharmasraya, Sutan Riska mengucapkan selamat kepada Bundo Raudha Thaib. Dia berharap penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi perempuan di Sumbar untuk terus berkiprah.

Ikut hadir dalam penyerahan itu Bupati Tanah Datar diwakili staf ahli, dan rombongan dari Kemendikbudristek. (*)

Exit mobile version