BPBD Sumbar Perkuat SDM Nagari untuk Hitung Cepat Pasca Bencana

Pada 2021 direncanakan ada delapan angkatan yang dilatih. Masing-masing angkatan melibatkan sebanyak 120 peserta yang terdiri dari perangkat nagari, desa, KSB dan unsur media

Pembukaan Bimtek Jitu Pasna Tahun 2021 Gelombang III di Hotel Imelda, Padang, Kamis (9/9)

Pembukaan Bimtek Jitu Pasna Tahun 2021 Gelombang III di Hotel Imelda, Padang, Kamis (9/9) (KLIKPOSITIF/Joni Abdul Kasir)

Klikpositif - JUTAWAN Honda (3000 x 1000 px) Iklan

PADANG, KLIKPOSITIF – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat (BPBD Sumbar) berupa memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) di Nagari, BPBD kabupaten dan kota serta awak media. Penguatan itu dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis selama empat hari (8 hingga 11 September 2021).

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri menjelaskan kegiatan Bimtek Jitu Pasna ini telah dilakukan sejak tahun 2018. Totalnya sudah 960 aparatur nagari/desa/kelurahan yang ikut pelatihan Jitu Pasna di Sumbar.

“Kegiatan ini bertujuan mendorong peningkatan validitas data bencana. Jadi sejak 2018 sudah ada 42 angkatan yang dilatih dengan total 960 desa dan nagari dari sekitar 1.400 desa dan nagari yang ada di Sumbar. Secara bertahap kita targetkan di setiap desa dan nagari itu sudah ada yang memahami Jitu Pasna ini,” katanya saat pembukaan Bimtek Jitu Pasna Tahun 2021 Gelombang III di Hotel Imelda, Padang, Kamis (9/9).

Dilanjutkannya, pada 2021 direncanakan ada delapan angkatan yang dilatih. Masing-masing angkatan melibatkan sebanyak 120 peserta yang terdiri dari perangkat nagari, desa, KSB dan unsur media.

“Kami berharap peserta dapat menyajikan data hitung cepat jika terjadi bencana di tempat masing-masing. Setelah Bimtek ini peserta juga bisa menyebarkan ilmu kepada masyarakat di nagari masing-masing,” harapnya.

Sementara itu pemateri Bimbingan Teknis Jitu Pasna Provinsi Sumbar R. Hutomo dari Pusdiklat PB BNPB saat menyampaikan, perhitungan cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana (Jitu Pasna) sangat diperlukan dalam mengukur ketepatan data kerusakan dan kerugian. Ini juga untuk menghindari penyimpangan dan manipulasi data.

“Dengan Jitu Pasna ini akan didapatkan data yang akurat, sehingga kekeliruan dalam perhitungan termasuk penyimpangan dan manipulasi data dapat diminamalisir,” katanya.

Selain itu katanya keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pendataan seperti terobosan yang dilakukan BPBD Sumbar dengan menyiapkan SDM yang menguasai Jitu Pasna dari tingkat kelurahan/nagari/desa patut diapresiasi.

“Karena mereka selain menguasai kondisi lapangan, dan ikut mengalami bencana yang terjadi di daerahnya masing-masing, mereka juga mampu menyiapkan data yang akurat,” tuturnya.

Lebih lanjut, pelatihan ini bukan sekali ini di Sumbar, tetapi sebelumya juga telah sering dilakukan.

“Saya ikut memantau dari pelatihan ini. Kecepatan laporan kebencanaan yang disampaikan, tidak hanya dalam bentuk poto atau dokumentasi bencana, tapi analisa kerusakan dan kerugian dari bencana yang terjadi,” terangnya. (*)

Exit mobile version